Atdikbud Canberra Promosikan Program Merdeka Belajar di Kancah Dunia

Tim Okezone, Jurnalis
Jum'at 24 September 2021 08:34 WIB
Atdikbud KBRI Canberra M Najib (Foto: Ist)
Share :

JAKARTA - Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka membutuhkan kerja sama dari semua stakeholder agar bisa berjalan sukses. Termasuk kesediaan universitas di luar negeri untuk bekerjasama menerima mahasiswa Indonesia untuk melakukan credit earning, research attachment maupun short course.

Hal tersebut disampaikan Mukhamad Najib selaku atase pendidikan dan kebudayaan KBRI Canberra dalam acara Agricultural Youth Online Focus Group Discussion yang diadakan Deakin University bekerjasama dengan IPB University.

Najib menjelaskan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia memiliki program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Program ini memberi kesempatan kepada seluruh mahasiswa Indonesia untuk bisa belajar apa saja dan dari mana saja. Dengan program merdeka belajar, mahasiswa bisa melakukan student exchange dengan kampus lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang sudah memiliki kerja sama.

Baca Juga:  Mendikbudristek: Konsep Merdeka Belajar Beri Kesempatan Peserta Didik untuk Berinovasi

Mahasiswa juga bisa melaksanakan research project, internship maupun projek kemanusiaan dan kewirausahaan sebagai pilihan penyelesaian tugas akhir. “Pemerintah komit untuk memfasilitasi kebijakan merdeka belajar dan kampus merdeka ini dengan berbagai kegiatan maupun pendanaan yang diperlukan," kata Najib melalui keterangan tertulis, Jumat (24/9/2021).

Menurut Najib, minat anak muda Indonesia bergerak di sektor pertanian mengalami penurunan dibanding masa lalu. Data dari survei tenaga kerja nasional pada tahun 2019 menunjukkan bahwa hanya 23% dari 14,2 juta orang berusia 15-24 tahun yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.

Gambaran dunia pertanian yang dipersepsikan anak muda selama ini memang kurang menarik. “Selama ini, generasi milenial mempersepsikan pertanian identik dengan risiko yang tinggi, pendapatan yang rendah dan hanya cocok untuk mereka dengan latar belakang pendidikan terbatas. Inilah yang menyebabkan banyak anak muda enggan memasuki dunia pertanian," tutur Najib.

Baca Juga:  Hardiknas 2021, Mengenal Kembali Konsep Merdeka Belajar ala Nadiem Makarim

Najib berpendapat jika kaderisasi petani mengalami stagnasi bahkan sampai menurun, tidak ada lagi yang mau memproduksi pangan, maka bahaya besar sedang mengancam kita. Najib mengatakan, ”bayangkan kita punya lahan tapi tidak punya petani. Setiap tahun jumlah penduduk naik, artinya jumlah kebutuhan pangan meningkat. Namun sebaliknya, jumlah petani yang notabene adalah produser pangan berkurang setiap tahun. Jika ini terjadi terus menerus, kira-kira apa yang akan kita makan di masa depan?” tuturnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya