JAKARTA – Adu pendidikan antara Muhaimin Iskandar dan Raja Juli Antoni kini menjadi sorotan publik. Hal ini dipicu oleh seruan tobat nasuha dari Cak Imin kepada tiga menteri, salah satunya Raja Juli.
Menurut Cak Imin, kerusakan lingkungan serta bencana alam terjadi karena dua faktor: kesalahan manusia dan lemahnya perencanaan maupun antisipasi pemerintah.
“Hari ini saya berkirim surat kepada Menteri Kehutanan, Menteri ESDM, dan Menteri Lingkungan Hidup untuk bersama-sama melakukan evaluasi total terhadap seluruh kebijakan dan langkah-langkah kita sebagai wujud komitmen dan kesungguhan pemerintah. Bahasa NU-nya, taubatan nasuha,” ujar Cak Imin.
Menanggapi hal tersebut, Raja Juli mengungkapkan bahwa Cak Imin telah meminta maaf kepadanya.
“Saya Alhamdulillah sudah mendapat WA dari Gus Imin. Beliau menyampaikan permintaan maaf kepada saya dan mengatakan bahwa bukan itu maksudnya,” kata Raja Juli.
Berikut perbandingan riwayat pendidikan Raja Juli Antoni dan Muhaimin Iskandar.
Raja Juli Antoni, Ph.D., adalah politisi sekaligus intelektual muda kelahiran Pekanbaru, Riau, 13 Juli 1977. Ia menghabiskan enam tahun masa pendidikannya di Pondok Pesantren Darul Arqam, Garut.
Pada 2001, Raja Juli menempuh pendidikan Strata 1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta—yang kini menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Setelah lulus S1, ia memperoleh sejumlah beasiswa untuk menempuh pendidikan magister dan doktoral di luar negeri.
Pada 2004, ia melanjutkan studi S2 di University of Bradford, Inggris, melalui beasiswa Chevening Award. Di Departemen Studi Perdamaian, ia menulis tesis mengenai proses resolusi konflik Aceh.
Perjalanan akademiknya berlanjut ke program doktoral setelah meraih beasiswa Australian Development Scholarship (ADS). Ia kemudian mengambil bidang ilmu politik dan studi internasional di University of Queensland, Australia, hingga meraih gelar PhD. Disertasinya membahas perbandingan proses perdamaian di Maluku, Indonesia, dan Mindanao, Filipina Selatan.
Muhaimin Iskandar lahir di Jombang pada 24 September 1966. Ia menempuh pendidikan dasar di Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang, dan lulus pada 1979.
Pendidikan menengahnya dilanjutkan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jombang (lulus 1982), kemudian Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta (lulus 1985).
Setelah itu, Cak Imin menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan meraih gelar sarjana pada usia 26 tahun.
Ia kemudian melanjutkan studi S2 di Universitas Indonesia (UI) dengan mengambil bidang komunikasi dan lulus pada 1998. Pada 2018, Cak Imin menyelesaikan pendidikan doktoral (S3) di Universitas Airlangga.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)