Meskipun baru berusia dua puluh tahun, Liana sudah menunjukkan tanda-tanda kematangan dalam bisnisnya. Dilaporkan bahwa ia tidak hanya menjadi investor pasif, tetapi juga terlibat dalam pembuatan strategi SFN, terutama untuk mendorong portofolio bisnisnya untuk beralih ke industri makanan cepat saji.
Langkah ini dianggap sebagai bagian dari generasi kedua konglomerat yang sedang bergerak maju dengan cara manajemen kontemporer yang bergantung pada pengalaman dan pendidikan di seluruh dunia daripada hanya warisan keluarga.
Dengan pencapaian ini, publik pasti menantikan tindakan berikutnya yang akan dilakukan Liana Saputri. Apakah KFC Indonesia akan tampil berbeda dengan kepemilikan baru? Hanya waktu yang dapat memberikan jawaban. Namun, yang pasti, kehadiran Liana menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi untuk berpartisipasi dalam bisnis kelas atas bangsa.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)