Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tak Terdaftar di KJMU, Cerita Sedih Mahasiswi UNJ: Saya Nangis-Nangis karena Yatim Piatu

Carlos Roy Fajarta , Jurnalis-Kamis, 07 Maret 2024 |18:48 WIB
Tak Terdaftar di KJMU, Cerita Sedih Mahasiswi UNJ: Saya Nangis-Nangis karena Yatim Piatu
Cerita Sedih Mahasiswi UNJ soal KJMU: Saya Nangis karena Yatim Piatu (Foto: MPI)
A
A
A

Sebagai pengurus, Dewi mengaku sudah diberitahu akan ada penertiban data KJMU. Dia kemudian menceritakan awal mula dirinya sempat mengira bansos pendidikan KJMU dicabut.

"Jadi dulu KJMU daftarnya di sekolah asal ya, terus sekarang daftarnya di web. Terus uji coba, saya belum mulai uji coba karena masih ada kesibukan lain. Pas saya coba login dan register, di bilang saya tidak terdaftar, kemudian tiba-tiba besok terdaftar, lalu ada masalah lagi desil-desil ini. Terus desil saya enggak kelihatan. Saya panik, karena saya mikirin uang kuliah saya," jelasnya.

Data KJMU baru ada kembali setelah pemberitaan di media sosial dan media konvensional ramai membicarakan terkait pencabutan KJMU secara sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta.

"Mulai dinyatakan layak (KJMU) itu kemarin. Bukan dipotong tetapi statusnya tidak layak berubah status aja. Ini pertama kali saya kena dampak ini. Biasanya saya dapat terus karena saya kan yatim piatu kan KK gabung sama nenek saya. Nenek saya juga enggak mampu terus saya juga masuk DTKS. Tapi dengan adanya desil-desil ini saya tidak diketahui desilnya desil berapa," kata Dewi.

Dewi mengaku sempat patah semangat dan merasa bersalah dengan mendiang almarhum ayahnya yang berharap agar dirinya bisa selesai hingga wisuda.

"Jujur ini buat saya drop apalagi saya sudah semester 6 terus saya lagi magang juga, kepikiran orang tua saya yaitu bapak saya yang sudah meninggal. UNJ ini kan kampus impian bapak saya banget, terus beliau belum nemenin saya selesai wisuda. Kalau saya putus kuliah saya gak tahu gimana mau ngomong apa me almarhum bapak saya, saya merasa bersalah," kata Dewi dengan mimik muka sedih dan suara bergetar.

Dewi menjelaskan terkait polemik pencabutan sepihak KJMU, PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memberikan penjelasan yang intinya ingin menenangkan mahasiswa.

"Intinya di dalam pak Heru yang udah dapat KJMU bisa lanjut. Terus yang desil-desil ini bakal di kroscek sampai benar. Karena kalau web sering error memang bener. Tapi kalau yang desil-desil ini saya tidak tahu. Karena kalau dulu pendaftaran KJMU patokan datanya DTKS," kata Dewi.

"Sekarang acuan datanya dari Bappeda, Bappenas. Jadi banyak banget acuannya. Rancu gitu. Jadi semuanya diambil, disaring. Jadi enggak tahu patokan aslinya yang bener yang mana. Menurut saya efektif tuh datanya diambil dari DTKS aja gitu. Iya sih tadi (Heru Budi) nyampein kalau ini jangan takut lah. Ini cuma kesalahan sistem," jelas Dewi.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement