Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Riwayat Pendidikan Febri Diansyah, Eks Jubir KPK yang Dipanggil Jadi Saksi Kasus Dugaan Korupsi di Kementan

Richard Ariyanto , Jurnalis-Selasa, 03 Oktober 2023 |16:32 WIB
Riwayat Pendidikan Febri Diansyah, Eks Jubir KPK yang Dipanggil Jadi Saksi Kasus Dugaan Korupsi di Kementan
Riwayat pendidikan Febri Diansyah (Foto: MPI)
A
A
A

JAKARTA – Riwayat pendidikan Febri Diansyah menarik untuk diketahui. Mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu dan Rasamala Aritonang telah selesai menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan).

Febri Diansyah juga dikenal sebagai tim pengacara Putri Candrawathi, istri dari Fredy Sambo. Dilansir dari berbagai sumber, Selasa (3/10/2023) dia pernah menempuh pendidikan di SMA Negeri 4 Padang dengan jurusan IPA pada tahun 2000. Lalu dia melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi lagi, yaitu melanjutkan hingga perguruan tinggi, yaitu di Universitas Andalas.

Dengan jurusan yang diambil adalah jurusan manajemen dengan fakultas ekonomi. Febri aktif dalam unit kegiatan Pers Mahasiswa Genta Andalas. Namun di pertengahan jalan, Febri merasa tidak cocok dengan jurusan yang diambil. Pada tahun 2002, Febri memutuskan untuk pindah jurusan ke universitas Gadjah Mada. Ia mengambil jurusan hukum di Fakultas Hukum.

Struggle yang dialami Febri pun mulai terasa, karena dia pun kuliah di UGM karena nekat. Dengan dana yang dimiliki oleh Febri sebanyak Rp900 ribu saja.

“Waktu itu tidak ada uang. Jadi kan harus membayar Rp1,7 juta dan saya hanya membawa uang sekitar Rp 900 ribu, saya masih bisa melaluinya dua semester. Tapi semester tiga sudah tidak bisa lagi. Akhirnya saya cuti," tuturnya.

Dimasa cutinya, Febri pergi ke kampung halamannya. Dia bekerja sana untuk mengumpulkan uang untuk biaya perkuliahannya di UGM. Selama setahun di padang, kampung halamannya, dia sempat menjalani perkuliahan di Universitas Andalas, alasan ini karena masih memiliki jadwal belajar di sana. Semenjak itu, dia menemukan istrinya dan mulai menikah tahun 2008.

Akhirnya, Febri lulus pada tahun 2007. Setelah kelulusannya beliau bergabung dengan Indonesia Corruption Watch, sebagai peneliti hukum dan kembali merantau ke Jakarta. Usahanya dalam ICW membuahkan hasil, seperti mendapatkan penghargaan sebagai aktivis/pengamat politik yang paling berpengaruh pada tahun 2011.

Penghargaan ini diberikan oleh lembaga riset politik Charta Politika Indonesia. Febri mendapatkan karena pernyataannya tentang isu-isu korupsi pada kasus Wisma Atlet, UU KPK, Pemberantasan korupsi, Kasus cek pelawat, dan seleksi pimpinan KPK

(Marieska Harya Virdhani)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement