Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Impian Kuliah di Luar Negeri Tercapai, Mary Berhasil Dapat Beasiswa ke Jerman

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 10 Juli 2023 |14:18 WIB
Impian Kuliah di Luar Negeri Tercapai, Mary Berhasil Dapat Beasiswa ke Jerman
Mary Elizabeth (Foto: Privat)
A
A
A

Mengingat profesi sebagai dokter kerap bersentuhan erat dengan nasib seseorang, tapi jasanya dibutuhkan banyak orang, Mary menarik kesimpulan, "Belajar kedokteran berarti belajar untuk bersimpati dan meregulasi emosi agar tidak terlalu attach [terikat] pada pasiennya." Tapi dia menilai, banyak pekerjaan lain yang juga mulia. "Jadi orang tua juga mulia," kata Mary.

Bagi Mary tantangan terbesar saat kuliah adalah mengatur mana saja yang sebaiknya dipelajari saat ini, dan mana yang bisa dipelajari nanti. Sedangkan dalam hidup sehari-hari, tantangan yang ia hadapi adalah bagaimana mengemukakan pendapat dan mempertahankan haknya. Yang kedua, bagaimana belajar mandiri di negeri orang.

Dia mengungkap, di Indonesia, kita diajarkan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua. Mungkin karena ada faktor kebiasaan sebagai orang Indonesia, ia merasa cenderung menghindari perdebatan, jika berhadapan dengan orang yang dituakan atau atasan. "Padahal di sini [di Jerman], kalau kita menjelaskan mengapa kita melakukan itu, mereka nerima, bukan kita dianggap ngeles." Begitu diungkap Mary.

Dia mengambil contoh misalnya orang punya keluhan yang disampaikan ke customer service, atau pelayanan pembeli. "Di Indo kalo digalakin customer service, kita jadi oh, ya udah. Di sini kita belajar lebih galak lagi, karena itu hak kita," kata Mary. Jika tetapi tinggal di Indonesia, kemungkinan kebiasaan itu tidak akan ia ubah. Tapi karena di Jerman, dia jadi belajar berani. "Mengemukakan pendapat dan tahu hak kita, dan mempertahankannya."

Ia bercerita pernah mengalami pengalaman kurang enak saat magang di rumah sakit. Waktu itu dia belum lama tingal di Jerman, jadi segalanya masih baru bagi dia. Ketika terjadi salah paham dengan salah seorang perawat di sana, dia tidak berusaha membela diri dan memberikan penjelasan, karena masih merasa malu. "Tapi karena itu, situasi magang jadi jelek. Harusnya langsung konfrontasi aja. Jadinya, ya aku learning the hard way [belajar lewat cara yang sulit]," kata Mary sambil merasa menyesal. Tapi mengemukakan pendapat yang awalnya jadi tantangan terbesar bagi dia, sekarang juga jadi pelajaran yang paling besar.

Kalau soal mandiri, di Jerman jelas berbeda dengan di Indonesia. "Di sini masak sendiri, nyuci sendiri, bersih-bersih. Mikirin bukan kuliah aja tapi tetek-bengek lainnya supaya hidup normal," kata Mary sambil tertawa.

Bagi orang Indonesia yang ingin berkuliah di Jerman dia menyarankan untuk sebaik mungkin menguasai bahasa Jerman. Walaupun di Jerman sekarang ada kemungkinan kuliah dan bekerja dengan bahasa Inggris, tapi bahasa Jerman tetap penting untuk hal-hal lain, misalnya birokrasi, mengurus surat-surat, atau untuk urusan asuransi.

Selain itu, seperti pepatah, malu bertanya, sesat di jalan. Jadi Mary menyarankan agar orang sering bertanya jika perlu informasi. Dia bercerita, ketika masih di Indonesia dan merasa tidak jelas tetang sesuatu hal di Universitas Heidelberg, dia mengirim email ke orang yang bertanggungjawab, dan emailnya itu dijawab. Sehingga informasi yang ia butuhkan lengkap.

Dia juga menyarankan untuk mencari informasi dengan ikut group Perhimpulan Pelajar Indonesia (PPI) di Facebook, yang juga berguna misalnya sekedar untuk mendapat informasi jastip, atau jasa titipan barang, dan mencari tempat tinggal di Jerman.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement