Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Impian Kuliah di Luar Negeri Tercapai, Mary Berhasil Dapat Beasiswa ke Jerman

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 10 Juli 2023 |14:18 WIB
Impian Kuliah di Luar Negeri Tercapai, Mary Berhasil Dapat Beasiswa ke Jerman
Mary Elizabeth (Foto: Privat)
A
A
A

Kalau sudah selesai dengan tahap pertama, dia ingin mengambil kuliah untuk menjadi spesialis di Jerman. Tapi dia belum tahu di bagian apa. "Sepertinya mau ke arah penyakit dalam," katanya. Dia menjelaskan, sebetulnya kalau di Jerman, dokter umum pun ada spesialisasinya. Misalnya, dokter yang di Jerman disebut Hausarzt, atau dokter rumah, berbeda dengan dokter umum di Indonesia.

Mary bercerita, dia dari dulu memang bercita-cita kuliah di luar negeri. Tapi awalnya dia berpikir, akan mulai berkuliah kedokteran di Indonesia, kemudian spesialisasinya di luar negeri. Karena dia dulu mengira, dengan cara itu, ia tidak perlu melewati penyetaraan jika kembali ke Indonesia. Tapi ternyata perlu, dan prosesnya sangat rumit, kata Mary.

Biar bagaimanapun ia tetap pergi ke Jerman. Awalnya karena tahun 2017 tidak ada pintu terbuka bagi dia untuk berkuliah kedokteran di Indonesia. Baik lewat jalur undangan, SBMPTN, maupun jalur mandiri. Tapi di hari yang sama setelah pengumuman keluar, beberapa jam kemudian ia memperoleh pemberitahun dapat beasiswa dari inisiatif yang bernama Schulen: Partner der Zukunft, artinya sekolah adalah mitra masa depan, dan disingkat PASCH, untuk mengikuti Studienkolleg di Indonesia.

Studienkolleg adalah sekolah khusus yang berfungsi membantu calon mahasiswa untuk menjembatani dunia persekolahan di negara asal, menuju sistem akademis di Jerman. Setelah selesai Studienkolleg, ia bisa melamar beasiswa dari Deutscher Akademischer Austausch Dienst (DAAD) untuk berkuliah di Jerman, dan berhasil dapat.

Mary bercerita, sebetulnya dia tidak pernah punya keinginan khusus ke Jerman. "Tapi akhirnya jadi Jerman karena koko yang pertama," kata Mary. Kakaknya dulu kuliah kedokteran di Indonesia, tapi sempat ke Jerman, tepatnya Heidelberg, dalam rangka tukar-menukar mahasiswa. Sang kakak inilah yang mengatakan jika Mary cocok sekolah di Jreman.

Ketika itu, dia baru kelas 1 SMP. Tapi dia mulai belajar bahasa Jerman sendiri, lewat aplikasi Duolingo. Ketika SMA, dia minta ke orang tuanya untuk les bahasa Jerman, karena sudah tidak les bahasa Inggris lagi. Ternyata les bahasa Jerman berguna untuk dapat beasiswa. Mary bercerita, untuk dapat tempat di Studienkolleg, butuh minimal pengetahuan bahasa Jerman taraf B1. "Waktu itu aku udah B2," kata Mary, "tapi B2-nya kayak… biasa aja nilainya," katanya lagi sambil tertawa.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement