BANDUNG - Profesor Institut Teknologi Bandung (ITB) menawarkan pengendalian serangga secara alami yang dianggap sebagai hama. Pengendalian ini tak lagi menggunakan pestisida.
Profesor Tjandra mengatakan, berdasarkan hasil penelitiannya, yaitu pengaruh agen hayati terhadap sistem imun serangga, dan aspek fisiologi serangga, dia menawarkan pengendalian hama menggunakan agen hayati jamur.
Hasilnya, serangga bisa mati karena kerusakan bagian internal tubuh akibat invasi jamur, atau deposit toksin jamur, sehingga serangga mati keracunan.
Menurut Tjandra, pengendalian hayati serangga diperlukan seiring munculnya masalah-masalah baru dalam pengendalian serangga.
Di antaranya resistensi serangga hama, ledakan hama sekunder, dan polusi yang berujung kepada penyakit bagi manusia.
Diketahui, serangga sesungguhnya adalah organisme paling dominan di dunia. Keberadaannya saat ini diperkirakan mencapai 10 kuintiliun (Qi).