“Dari hasil menggali potensi kemudian diputuskan untuk mengkombinasikan kotoran ternak dengan limbah kulit kopi dan bekatul (kulit padi). Bahan itu kemudian dicampur dan difermentasi selama satu minggu dengan EM4. Setelah itu campuran tersebut di cetak bulat dan dibungkus daun pisang sebagai pengikat” ujar Maghfiro.
Maghfiro mengatakan, Kosmoly yang dibuatnya bersama warga setempat mampu meningkatkan daya tahan pada bibit cabai rawit terhadap penyakit. Penggunaan pupuk kimia untuk meningkatkan pertumbuhan bibit juga tidak perlu dilakukan. Karena Kosmoly berfungsi sebagai pupuk organik.
“Kosmoly tidak hanya sebagai media tumbuh tetapi juga sekaligus menjadi pupuk alami bagi bibit cabai rawit. Jadi sejak dari bibit sudah diperlakukan secara organik sehingga daya tahan terhadap penyakit lebih kuat terbukti bibit cabai rawit yang ditanam di Kosmoly berdaun lebih lebat,” imbuh gadis kelahiran Lamongan ini.
Maghfiroh menjelaskan, selain berbiaya murah Kosmoly sangat ramah lingkungan. Penggunaan daun pisang sebagai pengganti plastik polybag membuat Kosmoly tidak mengandung limbah yang merusak lingkungan.