JAKARTA – Bonus demografi dan pembangunan desa disebut menjadi dua faktor kunci agar Indonesia mampu melesat menjadi negara maju pada tahun 2045. Hal itu disampaikan oleh Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Sriwijaya sekaligus Menteri Dalam Negeri, Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D, dalam orasi ilmiahnya bertema “Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Indonesia Emas 2045” pada Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan.
Dalam pidatonya, Tito mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia keempat pada 2040, berada di bawah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Berdasarkan data World Bank dan McKinsey, Indonesia diproyeksikan mampu keluar dari middle income trap dan masuk ke kategori negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045.
Menurut Tito, ada empat modal utama yang menjadi kekuatan bangsa, yaitu bonus demografi, luas wilayah, sumber daya alam yang melimpah, serta posisi geografis strategis. Namun, ia mengingatkan bahwa seluruh potensi tersebut hanya dapat dimanfaatkan jika kualitas sumber daya manusia (SDM) ditingkatkan secara serius.
“Kunci utamanya adalah SDM produktif. Saat saya kuliah di Singapura, saya melihat langsung bagaimana negara tanpa sumber daya alam bisa maju karena rakyatnya dididik dengan baik,” ujar Tito, Selasa (4/11/2025).
Lebih lanjut, Tito menekankan pentingnya pembangunan desa sebagai fondasi pemerataan ekonomi dan sosial. Menurutnya, desa yang berkembang akan mampu menekan ketimpangan wilayah sekaligus mengurangi arus urbanisasi yang berlebihan.