Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Beasiswa Kuliah ke China dan Taiwan untuk WNI Lulusan SMA/SMK

Khafid Mardiyansyah , Jurnalis-Jum'at, 18 Juli 2025 |21:15 WIB
Beasiswa Kuliah ke China dan Taiwan untuk WNI Lulusan SMA/SMK
Ilustrasi
A
A
A

SURABAYA - Kesempatan menempuh pendidikan tinggi di luar negeri kini semakin terbuka lebar. Di tengah tantangan ekonomi dan persaingan global, akses terhadap pendidikan berkualitas menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 

Dalam beberapa tahun terakhir, tren studi ke luar negeri mengalami peningkatan, terutama ke negara-negara Asia seperti China dan Taiwan yang mulai mendapat perhatian sebagai destinasi pendidikan unggulan.

Peningkatan ini tidak terlepas dari faktor biaya kuliah yang kompetitif, kemajuan riset dan teknologi, serta kemitraan strategis antara negara-negara Asia dengan Indonesia. 

Banyak institusi di China dan Taiwan yang menawarkan kurikulum internasional dan berbagai beasiswa bagi pelajar asing. Kondisi ini membuka ruang baru bagi generasi muda Indonesia untuk meraih gelar akademik sekaligus memperluas wawasan budaya dan profesional mereka.

Namun, tantangan seperti biaya hidup, kemampuan bahasa, dan akses informasi masih menjadi kendala utama bagi sebagian besar pelajar Indonesia. Tak sedikit yang akhirnya gagal berangkat karena minimnya dukungan finansial atau persiapan yang belum matang. Di sinilah pentingnya peran program-program pendukung yang terstruktur, transparan, dan dapat menjangkau kalangan yang lebih luas.

Melihat kebutuhan tersebut, sejumlah pihak mulai membuka akses pendidikan lintas negara. Salah satunya adalah ABCDE, inisiatif dari Aristia Chen, Founder ABCDE sekaligus CMO Mazuta Group, yang menargetkan 1.000 warga Indonesia untuk kuliah ke China dan Taiwan.

“Program ini dapat memberikan kualitas hidup bagi generasi muda yang lebih baik melalui pendidikan, terutama bagi mereka yang berminat kuliah di China dan Taiwan,” ujar Aristia dalam konferensi pers di Surabaya, Rabu (9/7/2025).

Program Seleksi

Pada batch pertama, 150 peserta bootcamp akan disaring menjadi 20 penerima sertifikasi nasional dan 5–10 orang yang dibiayai studi ke luar negeri.

Seleksi dimulai dari pendaftaran lewat Google Form dengan commitment fee Rp 500 ribu. Peserta mengikuti bootcamp daring dua bulan dan berpeluang lanjut ke pelatihan bahasa dan persiapan keberangkatan. Fee dikembalikan jika kehadiran di atas 80 persen. Program ini menyasar lulusan SMA/SMK yang belum bergelar sarjana, punya pengalaman kerja minimal dua tahun, dan tidak sedang menerima beasiswa lain.

“Sedangkan, target penerima beasiswa degree atau non degree, antara lain lulusan SMA/SMK/Sederajat, Warga Negara Indonesia, belum bergelar Sarjana (S1)/Sarjana Terapan (D4), memiliki pengalaman bekerja minimal 2 tahun setelah lulus SMA, serta tidak sedang menerima beasiswa lain pada saat mendaftar dan selama periode menerima beasiswa ini,” papar Aristia.

(Khafid Mardiyansyah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement