JAKARTA - Dalam persaingan dunia pendidikan yang semakin ketat, kurikulum internasional menjadi pilihan banyak orang tua untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka. Namun, tidak semua kurikulum internasional diciptakan sama.
Masing-masing memiliki pendekatan, struktur, dan keunggulan yang berbeda. Lalu, apa perbedaan antara Cambridge, IB, Pearson, dan Singapore Curriculum? Mari kita kupas satu per satu.
Dikembangkan oleh Cambridge Assessment International Education, kurikulum ini memiliki pendekatan akademik yang sistematis dan berbasis ujian. Struktur pendidikannya berjenjang mulai dari Cambridge Primary, Lower Secondary, IGCSE, hingga AS dan A-Level.
Fokus utama kurikulum ini adalah membangun pemahaman mendalam serta keterampilan berpikir kritis, khususnya dalam mata pelajaran inti seperti matematika, sains, dan bahasa Inggris. Tak heran jika banyak sekolah internasional di berbagai negara, termasuk Indonesia, mengandalkan kurikulum ini sebagai standar utama.
Berbeda dengan Cambridge, kurikulum IB yang dikembangkan oleh International Baccalaureate Organization (IBO) asal Swiss menekankan pada pembelajaran berbasis konsep dan proyek (inquiry-based learning). Kurikulum ini dibagi dalam empat program utama: PYP, MYP, DP, dan CP.
IB dirancang untuk membentuk pelajar global yang berpikiran terbuka, memiliki kemampuan riset, dan memahami keberagaman budaya. Penilaian pun tak hanya mengandalkan ujian, tetapi juga Internal Assessments dan Extended Essay, sebuah penelitian mandiri yang menjadi syarat kelulusan siswa di jenjang DP.
Pearson Curriculum yang dikembangkan oleh Pearson Education dari Inggris menawarkan dua jalur utama: Edexcel dan BTEC. Edexcel mirip dengan Cambridge dalam hal struktur dan sistem ujian, namun lebih fleksibel dan memiliki variasi penilaian berbasis kursus.
Sementara itu, BTEC lebih menekankan pada pendidikan vokasi dan praktik, seperti di bidang bisnis, teknologi, hingga desain. Ini menjadi alternatif menarik bagi sekolah yang ingin menggabungkan jalur akademik dan keterampilan kerja secara bersamaan.
Salah satu hal menarik dari Pearson adalah tingkat kesulitan beberapa bukunya yang bahkan dianggap melebihi Cambridge, terutama dalam mata pelajaran seperti kimia.Contohnya, siswa kelas 7 sudah diajarkan rumus keseimbangan kimia (balancing chemical formulas).
Kurikulum ini dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Singapura dan dikenal luas karena pendekatannya yang sistematis, khususnya di bidang matematika dan sains. Melalui metode CPA (Concrete-Pictorial-Abstract), konsep diajarkan secara bertahap dari konkret ke abstrak.
Buku-buku matematika seperti My Pals Are Here! yang berbasis Singapore Math sering dianggap lebih menantang dibanding Cambridge. Banyak sekolah internasional di Asia, termasuk di Surabaya, menggunakan buku matematika dari kurikulum ini karena efektivitasnya dalam membangun logika berpikir dan pemahaman konsep.
Kenyataan di Lapangan Kombinasi Kurikulum jadi Pilihan Populer. Di berbagai sekolah internasional maupun nasional plus di Indonesia, terutama di Surabaya, penggunaan kurikulum campuran sudah menjadi praktik umum. Buku Cambridge masih dominan digunakan untuk bahasa Inggris (seperti Global English dari SD hingga SMA), sedangkan untuk matematika, banyak yang mengadopsi buku dari kurikulum Singapore.
Menariknya, tingkat kesulitan buku matematika Singapore dianggap lebih tinggi dibanding Cambridge. Namun, ada juga sekolah yang menggunakan buku Cambridge untuk matematika, tetapi memberikan soal-soal ulangan dengan tingkat kesulitan setara Singapore.
Menyesuaikan dengan Kebutuhan Anak, tidak ada satu kurikulum yang mutlak lebih baik dari yang lain. Setiap kurikulum memiliki kekuatan masing-masing, dan yang terpenting adalah menyesuaikannya dengan karakter dan kebutuhan anak.
Apakah anak Anda lebih senang belajar lewat proyek dan eksplorasi konsep? Mungkin IB adalah jawabannya. Atau justru lebih menyukai struktur akademik yang terarah dan berbasis ujian? Cambridge bisa jadi pilihan. Sementara Pearson dan Singapore Curriculum bisa menjadi opsi bagi yang ingin menekankan keterampilan praktis dan logika matematis sejak dini.
Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Memahami karakteristik kurikulum akan membantu orang tua memilih jalur terbaik untuk mendukung tumbuh kembang anak, tidak hanya secara akademik tetapi juga sebagai individu yang siap menghadapi dunia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)