Tak hanya itu, mereka juga telah menyelenggarakan Workshop Pembuatan Lilin Aromaterapi dari limbah jelantah, sebagai persiapan menyambut bulan suci dengan kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan ini mengajak ibu-ibu mengubah limbah minyak jelantah yang biasanya dibuang, menjadi lilin wangi bernilai ekonomi. Para peserta tampak antusias mengikuti kegiatan yang menghadirkan pengalaman unik bagi para peserta yang ingin belajar membuat lilin beraroma sendiri.
Dipandu Rizka Asyifa (mahasiswi Kimia), peserta diajak mencampur jelantah yang telah disaring dengan parafin dan essential oil. Hasilnya? Lilin aromaterapi dengan beragam manfaat: peppermint untuk menyegarkan pikiran, eucalyptus untuk meredakan hidung tersumbat, dan lavender untuk relaksasi.
"Kami ingin mendorong ibu-ibu di Dusun Truko untuk lebih kreatif dalam mengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan memberdayakan wanita secara berkelanjutan," ungkap Rizka.
"Ternyata minyak jelantah bisa jadi barang yang kita butuhkan, dan jika diolah lebih baik lagi serta berkelanjutan, bisa menjadi produk bernilai ekonomis," ujar Indri, salah satu peserta yang antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Tak hanya praktik, acara ini juga mengedukasi pentingnya pengelolaan limbah dan potensi ekonomi kreatif. “Kami ingin ibu-ibu mandiri. Dari limbah, bisa lahir produk yang mendatangkan penghasilan,” kata Rizka.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)