JAKARTA – Mahasiswa Kelompok UNNES GIAT 11 memberikan edukasi bagi ibu-ibu di Desa Branjang. Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang didampingi oleh Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES, mereka menggelar Beauty Class: Edukasi Skincare dan Make-Up sebagai bentuk pemberdayaan ibu-ibu PKK setempat.
Kegiatan ini selaras dengan semangat “Bersama UNNES GIAT, membangun Indonesia dari Desa”, yang mendorong mahasiswa untuk terjun langsung ke masyarakat dan memberikan manfaat nyata. Acara ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai perawatan kulit (basic skincare) serta teknik dasar make-up kepada ibu-ibu PKK Desa Branjang.
Puluhan ibu-ibu PKK Desa Branjang antusias mengikuti sesi Beauty Class yang diadakan di balai desa. Acara ini dirancang untuk mengedukasi peserta tentang pentingnya perawatan kulit dasar (basic skincare) dan teknik rias wajah sederhana.
Rizka Asyifa, mahasiswi sekaligus pemateri skincare, memandu langkah-langkah perawatan kulit mulai dari pembersihan wajah, penggunaan toner, pelembap, hingga sunscreen.
“Skincare bukan cuma soal kecantikan, tapi juga menjaga kesehatan kulit. Ibu-ibu perlu tahu produk yang aman dan sesuai jenis kulit agar terhindar dari jerawat, kusam, atau penuaan dini,” jelas Rizka, Jumat (21/3/2025).
Tak berhenti di teori, Elvara Beatrice, mahasiswa yang juga jago make up, langsung mengajarkan teknik make-up natural menggunakan produk sederhana. Peserta diajari cara mengaplikasikan foundation, bedak, blush on, dan lipstik agar tampilan tetap anggun untuk kegiatan harian atau pengajian Ramadan. “Less is more! Riasan natural ini cocok untuk aktivitas ibu-ibu, tapi tetap membuat percaya diri,” ujar Elvara.
Sebagai puncak acara, dilakukan sesi demo make-up yang dipandu oleh Devin Criana. Devin memperagakan cara merias wajah dari tahap awal hingga selesai. Para peserta dijelaskan cara mengaplikasikan foundation agar merata, teknik shading untuk menonjolkan fitur wajah, serta cara memilih warna alis yang sesuai dengan warna kulit. “Ternyata mudah! Nanti saya coba untuk arisan nanti,” ujar Evy, salah satu peserta sambil tertawa.
Ketua Kelompok UNNES Giat 11 Desa Branjang, Rizky Taj'riya berharap kegiatan ini bisa memberikan edukasi skincare dan make up bagi Ibu-ibu Desa Branjang. “Dengan pemahaman skincare yang telah diberikan diharapkan ibu-ibu bisa memilih produk skincare yang aman serta bisa menghasilkan make up yang bagus dan cantik" katanya.
Kegiatan mahasiswa ini membuktikan bahwa bulan Ramadan bukan alasan untuk bermalas-malasan. Justru, momentum ini bisa diisi dengan hal-hal kreatif yang berdampak sosial.
Tak hanya itu, mereka juga telah menyelenggarakan Workshop Pembuatan Lilin Aromaterapi dari limbah jelantah, sebagai persiapan menyambut bulan suci dengan kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan ini mengajak ibu-ibu mengubah limbah minyak jelantah yang biasanya dibuang, menjadi lilin wangi bernilai ekonomi. Para peserta tampak antusias mengikuti kegiatan yang menghadirkan pengalaman unik bagi para peserta yang ingin belajar membuat lilin beraroma sendiri.
Dipandu Rizka Asyifa (mahasiswi Kimia), peserta diajak mencampur jelantah yang telah disaring dengan parafin dan essential oil. Hasilnya? Lilin aromaterapi dengan beragam manfaat: peppermint untuk menyegarkan pikiran, eucalyptus untuk meredakan hidung tersumbat, dan lavender untuk relaksasi.
"Kami ingin mendorong ibu-ibu di Dusun Truko untuk lebih kreatif dalam mengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan memberdayakan wanita secara berkelanjutan," ungkap Rizka.
"Ternyata minyak jelantah bisa jadi barang yang kita butuhkan, dan jika diolah lebih baik lagi serta berkelanjutan, bisa menjadi produk bernilai ekonomis," ujar Indri, salah satu peserta yang antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Tak hanya praktik, acara ini juga mengedukasi pentingnya pengelolaan limbah dan potensi ekonomi kreatif. “Kami ingin ibu-ibu mandiri. Dari limbah, bisa lahir produk yang mendatangkan penghasilan,” kata Rizka.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)