Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Orasi Ilmiah Prof Komarudin Hidayat di Dies ke-27 Universitas Paramadina

Feby Novalius , Jurnalis-Jum'at, 10 Januari 2025 |18:09 WIB
Orasi Ilmiah Prof Komarudin Hidayat di Dies ke-27 Universitas Paramadina
Orasi Ilmiah Prof Komarudin Hidayat di Dies ke-27 Universitas Paramadina. (Foto: Okezone.com/Universitas Paramadina)
A
A
A
Kritik yang dialamatkan pada Jokowi oleh kalangan aktivis-intelektual dan pejuang demokrasi adalah tidak memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan demokrasi dan penegakan hukum. Setelah berhasil gemilang menaiki karir puncak politiknya sebagai presiden berkat jalan demokrasi, tangga demokrasi dan lembaga partai politik yang mengusungnya justeru dia lumpuhkan. Penempatan Gibran menjadi Wakil Presiden melalui palu MK telah memunculkan kritik tajam dari pakar hukum tatanegara serta menghalangi tampilnya banyak calon lain yang sudah lama meniti karir politik. Menjadi catatan dan anomali sejarah, mengapa terjadi pemecatan oleh PDIP terhadap Jokowi dari keanggotaan parpol yang pernah mengusungnya sejak dari bawah sampai ke puncak karirnya.

Prabowo yang memiliki pendidikan bagus dan jaringan pergaulan luas, sudah pasti bisa memetik pelajaran dari rekam jejak semua presiden sebelumnya. Dia memiliki pengalaman militer panjang dan rekam jejak sebagai Menteri serta pebisnis besar. Ayahnya, Soemitro
Djojohadikusumo, seorang ekonom dan intelektual terkemuka yang pernah menjabat Menteri Keuangan dan Menteri Perindustrian di era Sukarno dan Suharto. Dengan latar belakang keluarga, pendidikan, karir politik dan pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya (2008) Prabowo diharap mampu mengembalikan peran dan wibawa Indonesia di mata dunia.

Menyimak beberapa pidatonya, mengingatkan saya pada konsep “ekonomi benteng” yang digagas lebih ayahnya, Soemitro Djojohadikusumo, pada awal tahun 50-an. Konsep ini dimaksudkan untuk memperkuat posisi ekonomi pribumi dalam menghadapi dominasi ekonomi pihak asing. 
Soemitro menekankan keseimbangan antara pertumbuhan dan pemerataaan ekonomi. Dia mendorong industrialisasi sebagai cara untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas nasional. Negara perlu berperan besar dalam membangun infrastruktur yang strategis, sembari mendukung mekanisme pasar dalam mendorong efisiensi, inovasi dan ketahanan ekonomi rakyat. 

Meskipun sebagai ekonom alumni Universitas Rotterdam
yang sering dipandang sebagai pendukung ekonomi liberal, Soemitro memiliki pemihakan kuat pada rakyat bawah yang miskin dan tertindas.

"Saat ini rakyat masih menduga-duga bercampur harap, langkah strategis apa yang akan dilakukan presiden Prabowo ke depan. Seberapa besar pengaruh dan warisan bagasi Presiden Joko Widodo yang mesti dipikul oleh Prabowo? Adakah warisan itu merupakan faktor kekuatan ataukah malah jadi beban dan penghalang bagi Prabowo untuk menjadi dirinya sendiri, kita tunggu dan lihat sepak terjangnya ke depan," ujarnya. 

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement