JAKARTA - Perjalanan karier Chiki Fawzi yang ternyata sosok di balik pembuatan tokoh Susanti di animasi Upin dan Ipin. Pemilik nama Marsha Chikita Fawzi ini lahir di Jakarta pada 28 Januari 1989 sudah berusia 35 tahun.
Tentunya di usia matangnya kariernya cukup bagus yakni membuat salah satu karakter animasi Upin dan Ipin.
Untuk perjalanan karier Chiki Fawzi yang ternyata sosok di balik pembuatan tokoh Susanti di animasi Upin dan Ipin tidaklah mudah.
Hal ini berawal saat dia memiliki kemampuan menggambar yang baik sehingga memutuskan untuk memperdalam ilmu di Multimedia University di Selangor Malaysia.
Hingga, mendapatkan kesempatan terlibat dalam pembuatan animasi populer Upin & Ipin ketika magang di Les’ Copaque Production. Wanita berzodiak Aquarius ini lama tinggal di Malaysia karena menjadi pegawai tetap Les’ Copaque Production. Tokoh Susanti di kartun Upin & Ipin yang digambarkan sebagai orang Indonesia merupakan campur tangan dari Chika.
Setelah itu pada 2012, Chiki kembali ke Indonesia dan membangun perusahaan animasi bernama Independen Monso House bersama kelima teman-temannya.
Dia juga pernah mendapatkan tawaran untuk membuat lukisan mural. Di bidang pendidikan dirinya sempat mengisi Kelas Inspirasi, Indonesia Mengajar.
Setelah berkecimpung di dunia animasi cukup lama, Chika mencoba peruntungan baru di dunia tarik suara. Ia merilis album perdananya yang bertajuk Dimulai dari Mimpi pada 2016. Selain lagu, ia juga turut menciptakan desain covernya.
Tahun 2016, ia membintangi sebuah film layar lebar berjudul Ketika Mas Gagah Pergi. Satu tahun berikutnya, film Duka Sedalam Cinta rilis. Adik Bella ini juga membintangi film 99 Nama Cinta.
Selanjutnya, anak bungsu dari dua bersaudara ini pun menjajal kemampuan dalam menyanyi. Pada tahun 2014, ia telah mempersiapkan album debutnya. Namun karena Chiki mengambil jalur indie, album tersebut baru benar-benar rampung dua tahun setelahnya.
Chiki pun resmi merilis album perdananya bertajuk Dimulai dari Mimpi pada tahun 2016. Ia menciptakan semuanya sendiri mulai dari lagu hingga desain cover. Bagi Chiki, album ini diciptakan tidak lebih dari sekadar keinginannya untuk berkarya. Dia sendiri tidak terlalu mempermasalahkan laku atau tidak.
Ditambah lagi, di Indonesia tengah mengalami penurunan penjualan album fisik. Pada tahun 2018, Chiki kembali disibukan dengan persiapan album keduanya.
(Dani Jumadil Akhir)