JAKARTA - Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi untuk sidang umum UNESCO. Hal ini menjadi kebanggaan dan keberhasilan bagi Indonesia, sebabbahasa Indonesia diakui dunia dan akan digunakan sebagai bahasa dalam sidang UNESCO.
Selain itu, dokumen-dokumen dalam sidang juga akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Seperti kerap dijelaskan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Prof. Endang Aminudin Aziz, MA, Phd dalam berbagai kesempatan, pengakuan dunia terhadap bahasa Indonesia salah satunya merupakan keberhasilan dari program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang dijalankan oleh para pengajar BIPA atau biasa disebut juga sebagai Duta Bahasa Negara yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Dari sekian banyak Duta Bahasa Negara tersebut, salah satunya adalah Fandi Hasib yang telah ditugasi ke beberapa negara.
Uniknya, Fandi tidak berasal dari kalangan akademisi seperti latar belakang Duta Bahasa Negara kebanyakan, melainkan berasal dari kalangan profesional yakni seorang Jurnalis.
Sebagai informasi, Fandi Hasib mengawali karier sebagai presenter di TVRI sejak 2008 bertepatan saat dirinya memulai semester satu di Program Studi Ilmu Komunikasi di salah satu perguruan tinggi negeri di tanah air. Di tengah kesibukan kuliah dan bekerja sebagai jurnalis, Fandi juga kerap mencoba berbagai aktivitas lain yang menunjang karirnya dalam bidang jurnalistik maupun sebagai sarana pengembangan diri, salah satunya pemilihan Duta Bahasa tingkat provinsi dan nasional yang kemudian menjadi cikal bakal dirinya menjadi Duta Bahasa Negara dengan cakupan tugas ke mancanegara.
Setelah menyelesaikan Pendidikan, ia kemudian melanjutkan karier sebagai jurnalis di berbagai stasiun televisi di Indonesia mulai dari Sindo TV, Trans7 hingga iNews. Tahun 2019, Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa membuka peluang khusus untuk Duta Bahasa tingkat nasional menjadi Duta Bahasa Negara. Melalui berbagai tes, Fandi lolos dan ditugasi pertama kali sebagai Duta Bahasa Negara untuk membawa bahasa Indonesia dan menjalankan tigas diplomasi kebahasaan lain ke Manila, Filipina. Lolosnya Fandi dalam proses seleksi tidak bisa dikatakan mudah.