Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Perjuangan Anas Melawan Keterbatasan, Besar di Panti Asuhan hingga Berhasil Dapat Beasiswa LPDP

Arsitta Dwi Pramesti , Jurnalis-Selasa, 09 Januari 2024 |12:55 WIB
Kisah Perjuangan Anas Melawan Keterbatasan, Besar di Panti Asuhan hingga Berhasil Dapat Beasiswa LPDP
Kisah Perjuangan Anas Melawan Keterbatasan, Besar di Panti Asuhan hingga Dapat Beasiswa LPDP (Foto: Kemenkeu)
A
A
A

JAKARTA – Sebagai penerima LPDP dari keluarga prasejahtera, Anas Anwar Nasirin memiliki tekad untuk mengangkat derajat keluarga. Di tengah segala keterbatasan, Anas berjuang menghadapi kendala ekonomi, tinggal di panti asuhan, hingga terserang Cerebral Palsy.

Anas seorang penerima beasiswa LPDP Afirmasi Prasejahtera Kementerian Keuangan yang berasal dari kecamatan Chikalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana dengan menerima beasiswa Bidikmisi pada jurusan Ilmu Sejarah Universitas Padjajaran, Anas melanjutkan pendidikannya pada bidang yang sama dengan beasiswa LPDP. Saat ini, Anas sedang menuntut ilmu di program Magister Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Impian terbesar Anas ingin menjadi sejarahwan bidang politik Islam, migrasi, dan Ketenagakerjaan. Untuk menggapai mimpinya, Anas menuntut ilmu setinggi-tingginya melawan segala keterbatasan yang ada.

Masa Kecil Anas

Pada 2005, ayah Anas jatuh sakit. Sakit yang diderita membuat ayah Anas tak mampu bekerja dan menafkahi keluarga, sejak saat pula sang ayah berpisah rumah dari keluarganya untuk melakukan pengobatan. Ayahnya meninggalkan ibu Anas, Anas, dan 2 adik Anas yang masih kecil.

Di tengah kesulitan ekonomi, ibu Anas berjuang sendiri membesarkan anak-anaknya. Anas mengaku kala itu dirinya dan keluarga kesulitan untuk makan "Itu untuk makan saja kami sangat susah. Bersyukurnya saat itu ada nenek. Jadi nenek yang membantu kami untuk makan," ungkap Anas dalam sebuah wawancara bersama Kementerian Keuangan dilansir dari Instagram Sri Mulyani, Jakarta, Selasa (9/1/2024).

Ibu Anas tak lagi mampu merawat ketiga anaknya. Di usianya yang masih 10 tahun, Anas harus rela berpisah dari keluarganya dan bergabung di keluarga besar Panti Asuhan Ar-Rasyid Subang. Hingga pada 2010, ayah Anas meninggal dunia kala dirinya masih tinggal di panti asuhan.

Anas menghabiskan lebih dari separuh kehidupannya di panti asuhan. Hingga lulus sarjana, Anas berpindah dari satu panti asuhan ke panti asuhan lainnya. Mulai dari Darul Inayah, hingga Riyatul Jannah.

Keterbatasan ekonomi tak menjadi penghalang mimpi Anas. Ia memiliki motivasi yang kuat untuk mengenyam pendidikan. "Motivasi saya adalah ingin bisa mengangkat derajat keluarga dan saya meyakini hal itu dapat saya wujudkan melalui jalur pendidikan," jelas Anas.

Anas pun berhasil meraih beasiswa Bidikmisi untuk memperoleh gelar sarjana dan sedang mengenyam pendidikan magister dengan beasiswa LPDP.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement