Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cerpen Khalayan yang Menarik, Rumah Tua Berharga hingga Siluet Hitam

Opini , Jurnalis-Kamis, 07 Desember 2023 |12:30 WIB
Cerpen Khalayan yang Menarik, Rumah Tua Berharga hingga Siluet Hitam
Contoh cerpen berjudul Khayalan (Foto: Kinara Putri Razna Naina)
A
A
A

Tidak terasa bel berbunyi dan bertanda bahwa mata pelajaran pertama sudah usai. Semua siswa dan siswi berhamburan untuk menuju kelas pelajaran kedua.

“Eh kita pelajaran kedua apa deh?” tanyaku.

“IPA Dan,” Jawab Naka.

“Wah gila double kill, abis MTK langsung IPA,” ucapku.

Kita berdua langsung menuju ruang IPA yaitu ruang 9, sesampainya di ruang 9 aku dan Naka memilih tempat duduk paling belakang di pojok kanan, itu adalah tempat andalan kita berdua.

Tidak terasa 30 menit pelajaran berlalu, tapi tiba tiba cahaya yang sangat terang muncul dari permukaan langit dan terlihat banyak siluet hitam diantara cahaya terang itu. Aku melihat sekeliling, orang-orang diam dengan tatapan kosong menghadap ke depan, termasuk Gama. Hal itu terjadi selama sekitar 3 menit, sebentar namun kejadian itu membuatku bertanya tanya, apa yang terjadi sebenarnya?

Setelah sekitar tiga menit berlalu, pelajaran dilanjutkan seperti biasa hingga bel istirahat berbunyi. Aku harus terlihat biasa saja seperti seakan-akan hal tadi tidak terjadi agar tidak terlihat mencurigakan. Aku menjalankan sisa pelajaranku dengan perasaan menjanggal, sampai-sampai Gama bertanya kepadaku.

“Kenapa Dan?” tanya Naka.

“Hah, gapapa gue” jawabku.

“Yang bener? Kalo ada apa-apa bilang gue aja ya,” ujar Naka.

“Okay Janardana Kastara kelas 9D murid kesayangan Pak Tarno!” jawabku dengan bergurau.

Hari-hari pun berlalu, aku masih belum menemukan jawaban apa yang terjadi pada hari itu. Aku tidak tahu ingin bercerita ke siapa karena pasti tidak akan ada yang percaya adanya hal tersebut.

Suatu hari, aku dan Naka sedang berada di basecamp kita yaitu di rumah tua itu. Kita terjebak di sana sudah dari siang karena dari tadi hujan dan kita lupa untuk membawa payung, kita tidak menerobos hujan dan berlari karena aku dan Naka pernah dimarahi oleh orangtua kita dan kita mendapat hukuman. Jadi, kita tidak mau mengulanginya lagi. Aku dan Naka sudah sangat mati gaya dan tidak tahu ingin melakukan apa lagi. Tiba-tiba aku kepikiran untuk memberitahukan Gama mengenai kejadian waktu itu.

“Naka” Kataku untuk memulai pembicaraan.

“Apa,” Jawab Naka.

“Lu akhir-akhir ini ngerasa ada yang aneh ga sih? 2 minggu lalu pas lagi pelajaran IPA di tengah-tengah pelajaran tiba-tiba ada cahaya terang banget dari langit terus aku liat ada siluet hitam gitu, tapi ga mirip siluet manusia sama sekali. Trus semua siswa yang ada di kelas termasuk lu tiba-tiba bengong ke depan ga kedip sama sekali,” jelasku

“Wait. Aku kemarin baru ngerasain juga hal yang sama, pas pulang sekolah karena aku capek, aku mutusin buat tidur sebentar. Niatnya sih cuma sampe jam 5-an eh kebablasan sampe maghrib. Aku kebangun karena perut aku laper banget jadi aku turun kebawah buat nyari mama atau sekedar nyari makanan. Tapi pas aku udah dibawah, aku ga nemuin mama aku atau adikku. Biasanya maghrib itu mereka ngumpul berdua di bawah sambil nunggu papa aku pulang kantor. Aku nyari ke semua sudut ruangan sampe aku keluar rumah, lebih kagetnya di luar ga ada siapa siapa, iya sih memang sudah maghrib tapi ini aja lampu-lampu rumah ga dinyalain sama sekali. Karena saat itu aku laper banget jadi ga bisa mikir jernih aku ngambil asal saja makanan yang ada di meja makan dan ga peduli orang-orang itu kemana, sambil makan aku terus-terusan mastiin kalo ini bukan mimpi. Abis makan, ternyata aku masih ngantuk jadi aku tidur lagi. Ga lama aku bangun lagi, tapi langit ternyata masih terang dan ga gelap sama sekali. Aku liat jam dinding sekarang jam berapa, ternyata masih jam 5! Aku di situ bingung setengah mati. Aku turun ternyata ada mama sama adek gue, aku nanya ke mamaku kan daritadi mama dimana, terus katanya dari tadi dia disitu dan ga kemana-mana. Aku yakin banget tadi pas pertama bangun itu aku bukan mimpi karena pas aku nyubit diriku sendiri itu sakit,” Kana menjelaskan kejadiannya secara detail dan jelas.

Aku hanya mengangguk karena belum bisa benar-benar memproses apa yang Kana katakan. 5 menit kemudian hujan sudah mulai reda dan langit sudah mulai gelap. Aku dan Kana memutuskan untuk menerobos hujan khawatir orang tua kita mencari kita karena kita hanya izin sampai siang.

Hari-haripun berlalu, tidak ada kejadian menjanggal yang terjadi kepadaku maupun Kana. Hari itu sangat dingin karena seharian hujan turun sampai-sampai sekolahku diliburkan. Aku memutuskan untuk membuat coklat panas dan bersantai di sofa dan menonton televisi. Aku menyalakan televisi dan langsung muncul berita mengenai situasi dunia masa kini. Karena aku tertarik penasaran aku pun membesarkan volume televisi dan duduk dengan tenang.

‘Selamat pagi para penonton setia berita, pada kesempatan ini saya akan berbicara mengenai banyaknya bencana alam yang telah terjadi di dunia ini khususnya di Indonesia, telah terjadi gunung meletus yang menyebabkan beberapa rumah warga sekitar rusak dikarenakan lava gunung mencapai pemukiman warga, akhir-akhir ini juga terjadi cuaca yang sangat tidak bisa diprediksi’

Kira-kira itu isi beritanya. Aku terdiam sebentar dan merasakan degup jantungku berdetak lebih keras dari sebelumnya. Aku memikirkan betapa kacaunya dunia ini sekarang.

Aku tidak ingin terlalu memikirkan hal itu dan hanya fokus untuk menghabiskan coklat panasku karena cuaca diluar sudah mulai cerah dan Kana juga sudah memanggilku untuk bermain di luar. Kana mengajakku untuk pergi membeli snack di warung depan, tetapi ternyata tutup jadi kita hanya bersantai di halaman rumah Kana sampai sore.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement