Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Inspiratif Guru Berprestasi Yudha, Gagal Beasiswa 118 Kali Kini S2 di Australia

Adzira Febriyanti , Jurnalis-Rabu, 29 November 2023 |13:20 WIB
Kisah Inspiratif Guru Berprestasi Yudha, Gagal Beasiswa 118 Kali Kini S2 di Australia
Kisah Inspiratif Yudha, Gagal Beasiswa 118 Kali Kini S2 di Australia (Foto: LPDP Kemenkeu)
A
A
A

JAKARTA - Kisah guru berprestasi bernama Rahmat Putra Yudha yang gagal mendapatkan beasiswa sebanyak 118 kali. Namun, berkat usaha yang pantang menyerah, akhirnya Rahmat Putra Yudha berhasil mendapatkan beasiswa S2 di Australia.

Bagaimana ceritanya?

Hidup yang tidak diperjuangkan tidak dapat dimenangkan. Bagi Yudha sapaan akrabnya hidup yang cuma sekali harus meninggalkan legacy kepada generasi penerus.

Begitulah kira-kira pegangan Yudha dalam mengejar mimpinya untuk mendapatkan beasiswa studi ke luar negeri.

Bagaimana tidak, Yudha telah melewati 118 kali gagal seleksi beasiswa. Percobaan ratusan kali yang tentunya banyak mengorbankan waktu, tenaga, dan keringat.

Yudha mulai mendaftar beasiswa sejak tahun 2007 atau tak lama setelah dirinya lulus S1. Ketika menjadi guru dan diangkat PNS pada 2009, praktis Yudha tak punya pilihan lain selain terus mengejar beasiswa apabila ingin tetap bisa berkuliah di luar negeri. Pendaftaran demi pendaftaran terus diikuti.

“Saya apply hampir seluruh beasiswa yang ada di dunia yang full scholarship, dan rata-rata saya jatuhnya di interview. Dari situlah saya gali kemampuan komunikasi dalam menyampaikan pendapat. Bahwa mungkin ada kekurangan saya disitu.” tutur Yudha seperti dilansir laman LPDP Kemenkeu, Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Sampai akhirnya, ia mencoba beasiswa LPDP dan diterima. Yudha ingat saat para pewawancara menanyakan kepadanya tentang bagaimana apabila ia tidak lolos seleksi beasiswa lagi.

“Tidak masalah Pak, dan Bapak akan ketemu saya lagi untuk apply. Karena saya tidak mungkin menyerah. Pasti saya coba lagi," dengan enteng ia berujar.

Mimpi Yudha untuk bisa berkuliah di luar negeri itu akhirnya terwujud. Pada 2014 Yudha berangkat ke Australia untuk menempuh studi Master of Education TESOL (Teaching English to Speakers of Other Languages) di Wollongong University.

Saat masa libur kuliah selama tiga bulan, Yudha memilih tetap produktif dengan mengikuti program pertukaran dosen ke Polandia saat masa libur kuliah selama tiga bulan. Tentunya aktivitas ini atas seizin LPDP.

Bahkan, dalam waktu yang singkat itu, dia mengaku turut membentuk Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Polandia. Itu adalah pengalaman berkesan yang membuat guru bahasa Inggris ini sumringah kala mengenangnya.

“Hidup cuma sebentar dan saya perlu meninggalkan legacy kepada keturunan saya. Jadi saya perlu menjadi orang yang berbeda dan menjadi sumber karakter yang dapat mereka pelajari dan jadikan panutan.” kata Yudha yang pernah bekerja sampingan menjadi tukang parkir dari SMA sampai S1 ini.

Bagi Yudha, LPDP adalah beasiswa yang sangat cocok untuk mereka yang memiliki kepedulian dalam membangun negeri lewat kontribusi sosial. Seperti yang sudah dilakukan Yudha dengan berbagai kegiatan sosial dan dedikasi untuk banyak orang.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement