Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

45 dari 100 CEO Ternyata Lulusan Bisnis dan Manajemen

Salsyabila Sukmaningrum , Jurnalis-Selasa, 26 September 2023 |11:35 WIB
45 dari 100 CEO Ternyata Lulusan Bisnis dan Manajemen
Jurusan kuliah para CEO salah satunya manajemen dan bisnis (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Rahasia untuk menjadi seorang CEO sukses menjadi impian bagi banyak orang. Untuk menjadi CEO, umumnya harus memiliki latar belakang pendidikan yang baik terutama di tingkat perguruan tinggi. 

Survei dilajukan pada 97 orang CEO FTSE (Financial Times Stock Exchange). Mereka mengatakan diperlukan komitmen serta perencanaan sejak usia dini, termasuk dari para mentor senior.

 BACA JUGA:

Lantas, apakah hanya itu saja? Tentu tidak. 

Dilansir dari racounter.net, Selasa (26/9/2023), ada banyak hal lain untuk bisa membangun sebuah perusahaan dan menjadi CEO sukses dibalik stabilnya sebuah perusahaan. Kebanyakan CEO sukses justru memulai kariernya merangkak dari bawah.

Banyak CEO yang mengawali karier mereka bukan sebagai wirausaha, melainkan sebagai manajer profesional dimanapun spesialisasinya. Hanya ada satu CEO yakni Tim Steiner yang merupakan bagian dari trio yang mendirikan Ocado pada tahun 2000.

 BACA JUGA:

Lulusan Bisnis dan Manajemen

Setelah mereka mempelajari bisnis atau ekonomi, beberapa dari mereka cenderung bergabung dengan auditor besar, bank atau konsultan, atau ikut program pascasarjana di perusahaan besar. Kemudian sekitar seperempat dari mereka juga memperoleh gelar MBA untuk membantu kemajuan usaha melalui pangkat.

Dari survei yang dilakukan, kurang lebih 45 CEO lulus dari jurusan Bisnis dan Manajemen. Jurusan ini paling banyak mendominasi lingkaran CEO besar.

Kemudian diikuti oleh jurusan Ekonomi, Akuntansi Keuangan, Teknik, Hukum, Sejarah, Bahasa, dan Sastra Inggris yang berada pada persentase kurang lebih dan di bawah 20 orang.

Beberapa CEO sukses juga ada yang mengawali karier yang kurang konvensional termasuk Andy Bird dari Pearson, yang memulai karirnya sebagai produser radio sebelum pindah ke media besar seperti Warner Media dan Walt Disney. Kemudian Michael Murray yang awalnya seorang agen real estate diangkat sebagai CEO Frasers Group pada usia 33 tahun oleh ayah mertuanya.

“Perusahaan publik cenderung bermain aman. Hal ini karena mereka harus dapat membenarkan penunjukannya kepada pemegang saham,” kata Oona Collins, pelatih kepemimpinan eksekutif dan CEO Potensi Plus Internasional.

 BACA JUGA:

Banyak orang lain yang akan diangkat ke tingkat senior sebelum dipromosikan ke posisi puncak. Misalnya Dr Charles Woodburn menjadi CEO di BAE Systems hanya setahun setelah bergabung dengan perusahaan sebagai COO. Cara ini menjadi pendekatan yang populer bagi perusahaan-perusahaan blue-chip.

“Hal ini memberikan kesempatan bagi CEO masa depan untuk menilai tantangan, memahaminya, dan mulai membuat perubahan yang mungkin diperlukan dengan cara yang lebih halus,” katanya.

Sejak awal pandemi Covid-19, penunjukan pihak eksternal perusahaan juga sering dilakukan beberapa perusahaan. Beberapa CEO baru yang dipilih sudah memiliki agenda perubahan mereka dengan jelas. Meskipun CEO dengan latar belakang keuangan dan operasi mendominasi FTSE 100 saat ini, tidak menutup kemungkinan lebih banyak CMO dan CTO yang akan ditunjuk untuk menduduki jabatan puncak karena pengetahuan pemasaran dan digital menjadi semakin penting.

(Marieska Harya Virdhani)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement