Molekul kimia dan biologis dilekatkan pada permukaan graphene dan dibiarkan berikatan dengan target yang diinginkan: bakteri E.coli, timbal, dan merkuri. Ketika kontaminan, bahkan dalam jumlah terkecil sekalipun, menempel pada permukaan graphene, material tersebut akan mengubah konduktivitasnya dengan besaran yang berkorelasi dengan konsentrasi racun.
BACA JUGA:
Menciptakan sensor dengan kinerja yang andal dan konsisten telah menjadi tantangan besar bagi para ahli karena lapisan isolasi aluminium oksida dapat memiliki kelemahan yang memerangkap muatan dan mempengaruhi kinerjanya. Untuk mengatasi masalah ini, Chen dan rekan-rekannya menggunakan proses non-intrusif dalam mendeteksi perangkat yang rusak. Saat sensor direndam dalam air, peneliti menganalisisnya menggunakan spektroskopi impedansi, dan arusnya diukur melalui perangkat. Hal ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi cacat struktural yang ada pada aluminium oksida.
Tim peneliti juga telah merancang jalur untuk memproduksi sensor secara massal, yang masing-masing hanya akan menelan biaya USD 1. Ini akan memungkinkan orang untuk menguji air minum mereka di rumah untuk mengetahui adanya racun.
(Marieska Harya Virdhani)