Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mahasiswa Ciptakan Alat Pendeteksi Stres Khusus untuk Atlet E-Sport

Masdarul Khoiri , Jurnalis-Selasa, 29 Agustus 2023 |15:17 WIB
Mahasiswa Ciptakan Alat Pendeteksi Stres Khusus untuk Atlet E-Sport
Mahasiswa Unair ciptakan alat pendeteksi untuk mengukur tingkat stres atlet e-sport (Foto: MPI)
A
A
A

SURABAYA- Tujuh mahasiswa Universitas Airlangga berhasil menemukan sebuah alat pendeteksi untuk mengetahui level atau tingkat stres yang dialami atlet e-sport. Dengan prestasi itu, mereka mencetak prestasi hingga sabet dua penghargaan yakni Gold Medal dan Best Award kategori Sport, Games, and Leisure.

Mereka menggagas inovasi alat deteksi stress pada E-Sport di ajang Arau International Creativity Expo (ACE EXPO 2023) di Universiti Malaysia Perlis (UniMAP). Kegiatan itu berkolaborasi dengan World Invention Intellectual Property Association (WIIPA).

Tim ini terdiri dari Sirojuddin Kholil Muhammad, Aisy Al Fawwaz, Revita Novianti, Fatima Hasya Puspa Kasih, Fikri Maulana Aziz, Indah Febriani, dan Tsabita Arinal Haq. Ketujuhnya merupakan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR yang berhasil menggeser kurang lebih 750 peserta dan 144 tim dari 35 negara.

Dalam prosesnya, Ketua Tim Sirojuddin Kholil Muhammad menjelaskan tahapannya mulai dari pengumpulan abstrak, prototype, administrasi hingga seleksi karya. Berkaitan dengan gagasan dan inovasi yang tim bawa, bermula dari keresahan tim atas ketergantungan akses Electronic sport (E-Sport) yang populer belakangan ini.

Menurutnya, E-sport yang dapat terakses melalui gadget ini mampu menimbulkan tekanan atau stress pada atletnya. Termasuk tekanan psikologis, sponsor, dan tim.

 BACA JUGA:

“Atlet E-Sport rentan mengalami stress saat permainan berlangsung. Penyebabnya ialah pressure dari permainan sehingga atlet E-sport rawan terkena gangguan mental," katanya.

Untuk mengatasi hal itu, tim berinovasi menciptakan alat bantu pendeteksi stres, dengan menginterpretasi perubahan atau anomali fitur Heart Rate Variability secara periodik untuk mengukur tingkat stress pada atlet E-Sport. Melalui alat ini, pihaknya berharap para pemain E-Sport lebih aware terhadap kesehatan mental.

Di samping kebermanfaatan itu, tim FST UNAIR juga turut mendukung ketercapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 3 dan 4 yang berorientasi pada peningkatan kesehatan mental dan kesejahteraan sehingga mampu mengurangi resiko dan meningkatkan kesadaran kesehatan mental. Selanjutnya, mengenai pendanaan, Indah Fitriani menekankan teman sejawat UNAIR yang ingin terlibat kompetisi luar negeri, untuk tidak ragu dalam memulai. Pasalnya, kampus tak segan memberikan bantuan, selagi programnya dapat dipertanggung-jawabkan.

 BACA JUGA:

“Dana awal kompetisi yang kami gunakan ini dana pribadi. Namun, kami mengajukan dana reimbursement ke pihak kampus internal yakni (FST) dan Pusat Pengelolaan Dana dan Sosial (Puspas) UNAIR. Selain itu, pihak eksternal yakni (member of ASTRA yaitu United Tractor). Meski tidak 100% terdanai tetapi alhamdulillah uang tersebut cukup sebagai pengganti biaya transportasi dan penginapan di sana,’’ kata Indah.

Ia juga mengingatkan bahwa kuliah adalah masa untuk memulai dan berani melangkah. Lagi pula melibatkan diri dalam ajang kompetisi luar negeri mendapat dua bonus. Pertama, bisa jalan-jalan. Kedua, bisa bertemu tokoh keren yang banyak berbagi pelajaran berharga,” ucapnya.

(Marieska Harya Virdhani)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement