Saat ini, pihaknya sedang merumuskan model perkuliahan di masa depan. Pada konteks seiring semakin berkembangnya kecerdasan buatan alias AI itu. Rumusan itu terangkum dalam Soegijapranata Learning Model (SLM), yakni membuat kelas menyenangkan, kontekstual, relevan dan dosen harus otentik.
“Nantinya akan lebih banyak di lapangan, riset, lalu didiskusikan di dalam kelas. Dosen ke depan jadi partner dan temannya mahasiswa. Karena sumber pengetahuan sekarang tidak hanya dari dosen,” ucapnya.
BACA JUGA:
Dosen Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV) SCU Peter Ardhianto Ph.D menambahkan hadirnya kecerdasan buatan justru membuat peran dosen semakin jelas. “Apakah dosen terancam dengan (berkembangnya) AI? Jadi dosen harus bisa bangun empati, membuat kelas menjadi menarik. Itu AI nggak bisa (melakukan itu). Kami punya 80 dosen muda dan (bisa beradaptasi),” katanya.
(Marieska Harya Virdhani)