SOLO - Program mewujudkan kendaraan listrik nasional bukan lagi sebuah wacana. Tantangannya saat ini, yaitu bagaimana membangun ekosistemnya, sehingga kendaraan listrik siap digunakan.
Pusat Unggulan IPTEK (PUI) Baterai Lithium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjadi bagian penting dari pengembangan kendaraan listrik, khususnya dalam hal riset penyimpanan energi.
Dilansir dari YouTube Solopos TV pada Selasa 1 Maret 2022, Ketua PUI Baterai Lithium UNS, Prof. Agus Purwanto, menyampaikan riset yang berkaitan dengan pembangunan ekosistem kendaraan listrik yaitu riset baterai.
Seperti diketahui, saat ini kendaraan listrik sudah menjadi salah satu kendaraan yang mungkin akan sulit untuk kembali ke konvensional mengingat banyaknya produsen otomotif yang tertarik dengan kendaraan listrik tersebut.
Sebagai pembangun ekosistem kendaraan listrik, tentu ingin menggunakan kendaraan listrik yang full Battery Electric Vehicles (BEVs) sehingga peran mesin pembakaran dalam kendaraan listrik tersebut bisa diminimalkan untuk mengurangi emisi yang ditransportasi.
Baterai sebagai salah satu komponen kunci memiliki peran penting dalam proses adopsi kendaraan listrik, karena saat ini baterai menjadi komponen dengan harga relatif mahal dibandingkan komponen-komponen kendaraan listrik lainnya. Sehingga baterai menjadi titik optimasi dalam proses produksi untuk menurunkan harga jual kendaraan listrik tersebut.
“Agar proses adopsi kendaraan listrik ini bisa cepat, tentu harga jualnya harus sama atau bahkan lebih murah daripada kendaraan dengan ICE yang sekarang beredar luas di masyarakat,” jelas Prof. Agus.
Menjadi proses yang panjang untuk menekan harga baterai atau proses develop baterai ini, dimulai dari proses raw materials seperti diantaranya nikel, lithium, cobalt, aluminium, besi, dan semacamnya tentu akan mempengaruhi harga produk dari baterai.
“Tentunya pada saat kendaraan listrik ini menjadi banyak dan booming, kita harus pikirkan proses recyclenya,” kata Prof. Agus.