Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Hebat! Santri Ini Kuliah Doktoral di Jerman, Sekaligus Menjadi Ustadz

Tim Okezone , Jurnalis-Senin, 15 November 2021 |16:13 WIB
Hebat! Santri Ini Kuliah Doktoral di Jerman, Sekaligus Menjadi Ustadz
Anang Widhi, santri yang tengah menjalani riset doktoral di kampus di Jerman. (Foto: Dok Pribadi/DW)
A
A
A

Bisa menghitung kerugian dan merencanakan antisipasi bencana

Di ladang garam di Cirebon, Widhi mengembangkan pemahaman dasar pemodelan geospasial dan mengidentifikasi genangan pasang surut dari variabel hidrodinamik (yaitu, kedalaman dan durasi banjir). Model ini juga bisa memeriksa kerugian yang mungkin terjadi dan seharusnya bisa diantisipasi, termasuk mendorong formulasi untuk kompensasi asuransi bagi para petani garam tradisional.

Widhi kemudian menghitung atau membuat formulasi, bagaimana dampak banjir pasang ini secara ekonomi terhadap petani garam, dengan melakukan pemodelan dan memanfaatkan data-data geopasial. Ia melakukan simulasi kejadian masa lalu untuk melakukan perhitungan, lalu membuat prediksi kondisi-kondisi tertentu berdasarkan data ketinggian atau pun durasi genangan, sehingga kerugian di masa yang akan datang bisa dihitung. Riset ini berguna sebagai antisipasi bencana dan penghitungan kerugian agar bisa dihitung pihak asuransi, misalnya.

Metode ini memungkinkan sistem identifikasi titik kritis banjir pada lahan garam. Studi yang dilakukan Widhi juga menggarisbawahi kepentingan petani marjinal di sepanjang pantai, di mana bahaya pasang surut jika tak diantisipasi dapat berlanjut di masa depan dan dampaknya bisa lebih signifikan.

Apa lagi manfaat sistem pemetaan yang dilakukan Widhi? Pemetaan dampak banjir rob dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran para petani garam akan banjir. Selain itu, ketidakpastian dan tingkat volatilitas banjir jenis ini mendorong pemerintah daerah untuk memberikan perhatian lebih, terutama untuk perencanaan penanggulangan dan strategi mitigasi yang efisien, selain juga meningkatkan kualitas dan perbaikan tata niaga.

Menggunakan teknologi resolusi yang lebih tinggi, seperti LiDAR, drone dan data survei suara gema untuk batimetri (alat mengukur kedalaman laut) terperinci dapat meningkatkan akurasi penilaian banjir rob. Meskipun model khusus ini akan dimulai untuk studi kasus lokal, diyakini bahwa teknik ini dapat dikembangkan pada skala regional. Terlebih di wilayah tropis khususnya Asia Tenggara, garam menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat pesisir.

Melalui proyek ini, saat ini Widhi juga telah memulai rencana kerjasama dengan pemerintah daerah untuk melakukan kajian multirisiko khusus nya pada wilayah pesisir termasuk fenomena kenaikan muka air laut yang menjadi tantangan besar ke depannya.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement