Dalam kesempatan berlatih angklung ini pula para peserta menanyakan mengenai sejarah angklung, kapan angklung mulai dimainkan, apakah ada waktu khusus untuk memainkan angklung, apa saja jenis-jenis angklung yang ada, dan berapa harga angklung.
“Mereka sangat menikmati bermain angklung, bahkan mereka berminat untuk memiliki angklung sendiri”, tutur Rubby.
Menurut Najib, pelatihan daring untuk gamelan dan angklung ini merupakan suatu inovasi pembelajaran yang menarik. Najib berharap dengan pelatihan budaya secara daring ini akan memudahkan kita melakukan promosi budaya secara digital.
“Pelatihan tari, gamelan dan angklung secara daring ini memungkinkan kita mempromosikan budaya Indonesia secara digital dengan lebih luas lagi. Kedepan kantor Atdikbud Canberra juga akan membuat tutorial bermain gamelan dan angklung secara digital sehingga mudah didistribusikan ke sekolah-sekolah maupun universitas di Australia”, tutup Najib.
(Arief Setyadi )