JAKARTA - Usai penyelenggaraan Ujian Tengah Semester (UTS) di pertengahan bulan Oktober 2021 nantinya mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) bisa mengikuti perkuliahan secara tatap muka. Pertemuan Tatap Muka (PTM) Terkendali saat ini tengah dibahas bersama antara pimpinan universitas dan fakultas.
Kepala Pusat Inovasi dan Kajian Akademik UGM, Dr. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si., menjelaskan setelah pelaksanaan UTS maka fakultas dan sekolah di lingkungan Universitas Gadjah Mada bisa menyelenggarakan PTM Terkendali sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, selama masa penyelenggaraan UTS masing-masing fakultas diharapkan untuk menyiapkan pembelajaran tatap muka terkendali.Â
“Jadi, kita mengistilahkannya PTM terkendali bukan PTM Terbatas karena kalau PTM Terbatas kan hitungannya pada jumlah, tapi untuk PTM Terkendali bukan hanya menyangkut soal jumlah, namun juga soal infrastruktur dan lain-lain, termasuk infrastruktur kesehatan,” katanya melansir laman resmi UGM di ugm.ac.id, Kamis (30/9/2021).
Ia menyampaikan. PTM Terkendali sebenarnya merupakan implementasi Kegiatan Belajar Mengajar Bauran yang telah berjalan di fakultas selama ini. Kegiatan Belajar Mengajar Bauran terdiri dari tatap muka luring dan tatap muka daring. Jika kemarin sudah dilaksanakan tatap muka daring (sebelum UTS) maka kini saatnya dipersiapkan pelaksanaan tatap muka luring.Â
“PTM Terkendali itu kan sebenarnya bagian dari KBM Bauran. Jika kemarin daringnya, kita sekarang menyiapkan untuk pelaksanaan luringnya, dan sekitar pertengahan Oktober 2021 kita laksanakan pertemuan tatap muka,” ujarnya.
Baca juga:Â Magister Manajemen UGM Masuk Top QS Global MBA World Rank 2022
Hatma berharap PTM Terkendali nantinya akan berjalan dengan baik karena masing-masing fakultas saat ini sudah memiliki Tim KBM Bauran. Tim inilah yang kini memiliki data terkait keperluan dosen untuk pertemuan tatap muka di kelas nantinya.
Untuk itu, ia meminta KBM Bauran masing-masing fakultas melakukan update terhadap keperluan ini. Demikian pula beberapa infrastruktur yang harus disiapkan diantaranya setting kelas, tambahan kamera, streaming dan lain-lain.
“Kita berharap data diupdate karena mungkin ada dosen yang memerlukan pertemuan tatap muka 2 atau 4 kali dan lain-lain," paparnya.
Terkait infrastruktur protokol kesehatan, kata Hatma, maka yang perlu direkomendasikan kepada mahasiswa yang akan mengikuti PTM Terkendali di dalam kampus adalah minimal sudah vaksin I. Kemudian di setiap ruang kelas yang akan dipergunakan ada staf khusus yang bertugas memantau mobilitas mahasiswa keluar masuk,
Dengan kondisi tersebut maka otomatis nanti pengaturan jadwal untuk kelas juga berbeda-beda dan tidak boleh disamakan. Jika dahulu misal ada kelas serentak masuk jam 9 maka berbeda di pelaksanaan PTM Terkendali nanti. Untuk setiap kelas yang dipergunakan diberikan jeda sehingga tidak ada kerumunan.
Selain itu, di setiap area juga disediakan tempat untuk cuci tangan, cek suhu, dan perlu mempertimbangkan sirkulasi udara dalam kelas yang digunakan. Direkomendasikan untuk mengurangi penggunaan AC, dan berharap menjadikan ruangan jauh lebih terbuka.
“Jendela-jendela untuk diaktifkan lagi, kemudian jarak kursi juga mengacu standar yaitu berjarak 2 meteran. Kemudian yang paling penting dalam kelas juga dipersiapkan fasilitas streaming sehingga mahasiswa yang tidak kejatah mengikuti luring tetap bisa mengikuti kuliah secara streaming. Karena yang mengikuti jumlahnya mesti terbatas dan itu pun harus ada operatornya,” terangnya.
Follow Berita Okezone di Google News