Berikutnya tantangan kedua bagi UT adalah soal komputer dan internet dari literasi level mahasiswa yang masih rendah. Di katakan Ojat, cukup banyak pula mahasiswa konvensional yang tak mengupdate kemampuan mereka dalam menggunakan kemajuan teknologi.
"Jadi banyak juga mahasiswa kita, generasi yang lama, mereka masih gagap menggunakan teknologi. Jadi sebagian bukan hanya soal ketiadaan jaringan, tapi juga karena komputer dan internet literasi levelnya yang kurang memadai, dan itu memang kewajiban kita untuk terus mengedukasi mahasiswa supaya mereka bisa meningkatkan kemampuannya," terangnya.
Cyber University merupakan suatu upaya menjadikan kampus menerapkan teknologi informasi dalam berbagai hal. Misalnya pada pelayanan, fasilitas, sistem pembelajaran, kurikulum, hingga sarana dan prasarana lainnya.
Baca juga: Universitas Terbuka Resmi Miliki 2 Program Studi Doktoral
Guna mengokohkan status sebagai Cyber University itu, UT mengundang tim peninjau kualitas dari the International Council for Open and Distance Education (ICDE) pada tanggal 9 hingga 13 Desember 2019 lalu di kantor pusat UT, UPBJJ- UT Palembang, UPBJJ-UT Surakarta, dan UPBJJ-UT Denpasar.
Kedatangan peninjau ICDE itu merupakan yang kesekian kali, dari sebelumnya yang juga pernah datang pada tahun 2005, 2010, dan 2016. Tim peninjau yang datang adalah Prof. Shironica Priyanthi Karunanayaka dari The Open University of Sri Lanka, Prof. Ebba Ossiannilsson dari Lund University Swedia, dan Prof. Alan Tait dari The Open University, UK.
ICDE sendiri bertugas memfasilitasi dan memberikan bantuan dalam pelaksanaan kegiatan penelaahan mutu kelembagaan UT. Proses reviewnya melibatkan jajaran pimpinan UT, unit-unit di UT serta UPBJJ, hingga para penulis bahan ajar dan tutor maupun mahasiswa.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)