BEKASI - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menekankan, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat harus diimbangi dengan kebijakan di bidang pendidikan tinggi yang dirumuskan secara cepat, tepat dan relevan. Hal ini dalam menghadapi lingkungan baru dan era baru yaitu revolusi industri 4.0.
Hal tersebut dikatakan Menteri Nasir saat memberikan kuliah umum yang mengangkat tema “Kebijakan Pendidikan Tinggi dalam Era Revolusi Industri 4.0,” di Kampus Universitas Gunadarma, Cikunir, Bekasi Selatan, baru-baru ini.
"Ini juga berdampak pada kebijakan di pendidikan tinggi yang berbeda di masa lalu karena efek dari revolusi industri 4.0 ini. Pendidikan global sudah memungkinkan komunikasi antar negara bisa dilakukan, bahkan mahasiswa pun dapat melihat situasi dunia karena efek dari globalization of education,” ujar Nasir dalam siaran persnya.
Terkait pelaksanaan program prioritas nasional, Menurut Nasir, Kemristekdikti tetap melakukan secara relevan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan bantuan beasiswa Bidikmisi, Revitalisasi Perguruan Tinggi Vokasi, Pembelajaran Daring, dan Peningkatan Kualitas Perguruan Tinggi (Akreditasi dan Reputasi Internasional ). Kemudian program terkait riset dan pengembangan diarahkan pada penciptaan teknologi teknologi masa depan yang mendukung revolusi industri 4.0.
“Sedangkan program terkait inovasi diarahkan pada pemanfaatan teknologi maju dan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, membebaskan nomenklatur prodi untuk mendukung pengembangan kompetensi industri serta membangun teaching factory industri 4.0,” sambung dia.