Meskipun konflik antara guru pembangkang dan pemerintah memiliki sejarah panjang, sebagian besar letupan paling akhir ketegangan telah berpusat pada pembaruan; para guru mengatakan pembaruan tersebut mengancam pekerjaan mereka dengan menetapkan penilaian berkala.
Selama lebih dari enam bulan, para guru dari Koordinator Nasional Pekerja Pendidikan (CNTE), sayap pembangkang serikat guru nasional, telah menduduki bundaran pusat di Ibu Kota Negara Bagian itu, Oaxaca, mendirikan penghalang jalan di jalan raya utama di dalam dan luar kota, dan kadangkala merusaka kantor pemerintah. Awal Juni, delapan pendukung CNTE tewas dalam bentrokan dengan polisi yang berusaha membubarkan protes.
Protes telah menyebar ke negara bagian lain, termasuk Guerrero, Chiapas dan Michoacan, tapi Oaxaca terus menjadi yang paling bergolak, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi. Protes itu mempengaruhi 891 ribu siswa di 14.226 pra-sekolah umum, dan dasar dan menengah.
"Situasi di Oaxaca sangat rumit, sangat kusut," kata Caldeeron, mantan profesor di Universitas Otonomi Nasional di Meksiko (UNAM).
Di antara negara anggota Organisasi bagi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Meksiko menempati posisi paling rendah dalam prestasi murid, di belakang Turki, Yunani dan Republik Slowakia, dalam studi 2012. Program Penilaian Siswa Internasional (PISA), yang berlaku bagi 34 negara OECD, memperlihatkan sembilan dari setiap 10 siswa sekolah dasar di Oaxaca jatuh ke kategori dua terendah.