Penilaian tersebut dilakukan pada beberapa aspek, di antaranya kemampuan melewati garis hitam, melalui jembatan, melewati halangan dan mengambil tiga bola.
Dalam kompetisi tersebut semua dilakukan para siswa, sebab guru pendamping dilarang masuk, sehingga mulai merakit sampai memprogram robot junior rescue ini semua dilakukan peserta.
"Anak anak harus bisa memprogram bagaimana jika robot harus melalui garis lurus, kemudian garis putus-putus, melewati halangan, kemudian kembali pada garis semula, hingga menemukan bola, semua itu membutuhkan program berbeda," jelasnya.
Untuk menjuarai kompetisi internasional bertempat di gedung Science Center Singapura tersebut, tim yang terdiri tiga anak ini melakukan persiapan selama tiga pekan.
"Hampir setiap hari mereka harus berlatih, memprogram sehingga benar-benar bisa," katanya ketika mendampingi Kepala SD Muhammadiyah 4, Surabaya Edi Susanto.