Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sarjana Paripurna

Sarjana Paripurna
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

Modal Dasar

Padahal, modal membuka usaha yang paling penting bukan uang. Tetapi mental dan segala yang telah Tuhan anugerahkan pada kita. Baik tangan yang bisa menghasilkan kreativitas, kaki yang kuat berjalan, pikiran dengan kemampuan berpikir kritis dan solutif, dan hati yang peka sehingga mampu menerawang keinginan pasar.

Apakah kita mau tangan yang lengkap itu digantikan dengan uang Rp1 miliar? Tentu tidak. Jadi betapa berharganya tangan tersebut, jangan sia-siakan apa pun modal yang sudah melekat pada diri. Berhenti mengeluhkan nasib. Sarjana harus berdikari.

Kemudian, yang paling menggelitik di hati, ketika kemampuan akademis, organisasai dan finansial bersinergi dengan baik. Tetapi pada akhirnya, melupakan kecerdasan paling dasar yang seharusnya dimiliki oleh seorang sarjana, yaitu kecerdasan spiritual, dengan tidak melupakan Rabb-nya dalam setiap perjalanan kehidupan.

Lihat saja, betapa cerdas para koruptor negeri ini. Tetapi akhirnya kecemerlangan dunia menggelapkan mata, ketika harta, tahta, dan wanita menjadi godaan terberat. Sehingga kadar intelektual, emosional tergadaikan. Lagi-lagi, ada pekerjaan rumah penting untuk republik agar melahirkan kualitas sarjana yang memiliki empat aspek penting tersebut. Sehingga kalaupun gagal dalam segala hal kehidupan. Tidak lantas menyalahkan Allah, namun mampu bangkit mencapai titik terbaik kehidupan. Karena tidak ada pelaut ulung lahir dari laut yang tenang. Dan dengan dasar kemampuan kecerdasan spiritual yang baik mampu menjadi hamba yang sadar diri, bahwa kita hanya hamba yang bertugas menjadi khalifah baik di muka bumi.

Harus diakui, tidak semua orang memiliki keadaan yang sama, kecerdasan yang setingkat, kemampuan orangtua dalam mendidik anak yang bagus, atau kesempatan yang sejajar. Banyak masalah di republik ini yang membuat kompetensi sarjana menjadi tidak diperhitungkan.

Kesenjangan antara kualifikasi pendidikan dan kompentensi yang dimiliki oleh para penganggur dengan kebutuhan pasar juga belum teratasi. Apalagi menyambut MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang sarat persaingan. Praktik kapitalisme juga merajalela, jadilah makin memburuk keadaan. Tetapi jangan lantas berdiam diri, seseolah kita yang paling menderita di muka bumi.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement