Kisah Nurul Indarti saat S1 Cuma Punya IPK 2,97 Kini Resmi Jadi Guru Besar UGM

Kurniasih Miftakhul Jannah, Jurnalis
Selasa 23 Desember 2025 16:59 WIB
Kisah Nurul Indarti saat S1 Cuma Punya IPK 2,97 Kini Resmi Jadi Guru Besar UGM (Foto: UGM)
Share :

Selama menjalani perkuliahan, Nurul juga aktif mengikuti berbagai organisasi di kampus yang dapat mendukung studinya dan juga menjadi asisten dosen. Nurul yang masuk S1 pada tahun 1994 pun berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi UGM di tahun 1998 dengan predikat cumlaude. Setelah lulus Nurul mendaftar menjadi dosen di FEB UGM dan ia pun diterima mengabdi di almamaternya.

Lalu, ia melanjutkan studi S2 di School of Management, University of Adger, Kristiansand, Norwegia dan meraih gelar Master of Business Administration (Sivilokonom) pada 2002 dan Master of Science in Strategic and Operations Management (Candidata Mercatoria) di Norwegian School of Economics and Business Administration, Bergen, Norwegia pada 2003. Berikutnya, Pada 2010 Nurul berhasil meraih gelar Doktor (Ph.D) dalam bidang Knowledge Management and Innovation dari Faculty of Economics and Business, University of Groningen, The Netherlands.

Satu-satunya Guru Besar Perempuan di FEB

Selain menjadi perempuan pertama yang meraih gelar profesor di bidang manajemen, Nurul kini menjadi satu-satunya guru besar perempuan di FEB UGM. Sebelumnya FEB UGM memiliki guru besar perempuan pertama di bidang ekonomi, Prof. Dr. Sri Adiningsih yang dikukuhkan pada tahun 2013 silam dan telah meninggal pada bulan Juni 2023 lalu.

Wanita kelahiran Yogyakarta pada 3 Agustus 1976 tahun silam ini mengaku sangat bersyukur atas perolehan jabatan guru besar ini. Menurutnya, jabatan yang ia emban sejak 1 November 2020, tepatnya di usia 44 tahun, ini merupakan amanah yang perlu dijaga. Dengan menggunakan kewenangan akademik tertinggi ini Nurul berkomitmen untuk terus memroduksi pengetahuan melalui penelitian, menyebarkan hasilnya melalui beragam kanal publikasi dan pengajaran, serta mengaplikasikannya dalam aktivitas pengabdian kepada masyarakat di berbagai konteks.

“Setiap pencapaian dalam hidup, termasuk jabatan akademik profesor, tidak pernah bersifat personal semata. Dalam prosesnya, banyak pihak yang berkontribusi dan melapangkan jalan, semua itu atas kehendak Allah Yang Maha Melapangkan. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah,” ungkapnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya