“Yang pertama sangat bangga dan senang karena tidak menyangka. Saya baru tahu waktu kemarin gladi bersih, jadi agak kaget,” ujar Embun, dikutip dari laman resmi Polines.
Sejak pertama kali masuk Politeknik Negeri Semarang, Embun mengaku tidak memiliki ambisi khusus, bahkan tidak mengetahui adanya penghargaan lulusan terdisiplin. Wisudawati asal Sragen ini juga tak menyangka IPK-nya di akhir masa perkuliahan hampir menyentuh angka sempurna.
“Itu sebenarnya kalau di saya pribadi lebih ke belajar saja. Ada mata kuliah yang menurut saya susah, ada yang gampang. Tidak menyangka juga bisa mendapat nilai seperti itu, tetapi tetap bersyukur bisa mendapat nilai yang baik,” tuturnya.
Meski memiliki IPK tinggi, Embun mengaku tidak hanya berfokus pada akademik. Ia tetap aktif mengikuti kegiatan di luar perkuliahan.
“Di Politeknik Negeri Semarang ini kan diharapkan juga punya keterampilan organisasi. Kebetulan saya ikut organisasi daerah (Orda) dan sempat menjabat sebagai bendahara umum. Jadi walaupun perkuliahan ditekuni, kegiatan organisasi tetap berjalan,” jelasnya.
Selama masa perkuliahan, Embun juga mengikuti sejumlah program magang. Pada semester empat, ia mengikuti program Kampus Merdeka, kemudian melanjutkan program magang Polines di semester lima.