Sediakan waktu dan tempat bagi anggota tim untuk ngobrol dengan Anda secara personal. Minta umpan balik dari mereka mengenai suasana kerja, kinerja mereka selama ini, juga tentang kepemimpinan Anda. Dorong mereka untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka masing-masing.
Akhir kata, kepemimpinan inklusif bukan cuma soal “baik hati”— tetapi ini soal strategi yang bisa membawa tim menuju kesuksesan. Semakin Anda menghargai perbedaan, semakin kuat tim Anda. Yuk, jadi pemimpin yang inklusif. Karena saat semua anggota merasa punya tempat, semua bisa bergerak maju bersama!
Penulis:
Eka Gatari, M.Psi., Psikolog, Nurul Arbiyah, M.Si., dan Najwa Camila, S.Psi.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
(Kurniasih Miftakhul Jannah)