Menjaga Warisan di Tengah Modernitas: Langkah DKI Jakarta dalam Memajukan Budaya Betawi

Fatihah Delasifa, Jurnalis
Kamis 24 April 2025 08:31 WIB
Menjaga Warisan di Tengah Modernitas: Langkah DKI Jakarta dalam Memajukan Budaya Betawi (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA – Di tengah arus modernitas yang terus melaju, upaya melestarikan budaya lokal menjadi tantangan tersendiri. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melalui Dinas Kebudayaan, terus menggalakkan program Pemajuan Budaya Betawi sebagai bentuk perlindungan terhadap identitas asli ibu kota.

Hal ini disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Kebudayaan, Muhammad Miftahullah Tamari, dalam Podcast Rabu Belajar yang tayang di kanal YouTube resmi PEMPR dan BPSDM DKI Jakarta.

“Budaya Betawi adalah jati diri Jakarta. Pemajuan kebudayaan bukan sekadar pelestarian, tapi juga pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan,” ujar Tamari, Kamis (24/4/2025).

1. Aspek Budaya 

Ia menekankan bahwa langkah ini merupakan gerakan sistematis dan berkelanjutan yang mencakup seluruh aspek budaya Betawi.

Dalam kebijakan Pemajuan Kebudayaan, terdapat sepuluh objek utama yang menjadi fokus: manuskrip, adat istiadat, ritus, tradisi lisan, bahasa, seni, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, olahraga tradisional, dan permainan rakyat.

Upaya ini diperkuat dengan berbagai regulasi, di antaranya:

Perda No. 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Budaya Betawi
Pergub No. 229 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelestarian
Pergub No. 11 Tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi
Capgub No. 1531 Tahun 2021 tentang Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah
Berbagai program unggulan diluncurkan, seperti menjadikan pencak silat sebagai kegiatan ekstrakurikuler sekolah, penyelenggaraan olimpiade permainan tradisional, serta pertunjukan budaya di taman-taman yang beroperasi 24 jam. Selain itu, budaya Betawi juga dihadirkan di hotel, stasiun, hingga transportasi publik seperti MRT.

“Hotel-hotel diajak bekerja sama dengan sanggar budaya melalui gathering dan kurasi sanggar terbaik. Bahkan, beberapa sanggar kita kirim ke luar negeri,” tambah Tamari.

 

Agenda tahunan seperti Lebaran Betawi yang digelar di Monas, dan Pagelaran Kolosal dengan 1000 penari saat Car Free Day menjadi bagian dari strategi menarik perhatian publik terhadap budaya lokal. Tak ketinggalan, DKI Jakarta tengah bersiap menjadi tuan rumah Folklore Festival internasional pada tahun 2027.

Dinas Kebudayaan mengelola beragam fasilitas budaya seperti Gedung Kesenian Jakarta, TIM, Amfiteater Setu Babakan, dan 13 museum yang telah dimodernisasi. Masyarakat, terutama pelajar, didorong untuk mengunjungi dan membuat konten kreatif yang berkaitan dengan budaya Betawi.

2. Pelibatan Semua Pihak

Pemajuan budaya tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri. “Perlu kolaborasi masyarakat, pelaku usaha, dan dunia pendidikan,” tegas Tamari.

Melalui program dan kebijakan yang inklusif, DKI Jakarta berupaya menjadikan budaya Betawi bukan hanya simbol lokal, tetapi juga kekuatan budaya global yang mampu bersaing di kancah internasional.

Fatihah Delasifa

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya