JAKARTA - Patung Jenderal Sudirman yang selama ini berdiri gagah di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, rencananya akan dipindahkan ke lokasi baru di perbatasan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan M.H. Thamrin. Langkah ini diambil agar patung pahlawan nasional itu bisa terlihat lebih jelas oleh masyarakat yang melintas di kawasan tersebut.
Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menyebutkan bahwa pemindahan ini bertujuan mempercantik tata ruang sekaligus memberikan penghormatan yang lebih layak kepada sosok Jenderal Sudirman.
“Sebelum kita naik ke Dukuh Atas, kalau kita dari Thamrin, patung Sudirman akan terlihat lebih jelas,” ujar Heru Budi Hartono.
Patung yang memiliki tinggi sekitar 11 meter ini pertama kali diresmikan pada 16 Agustus 2003. Sejak berdiri, monumen tersebut menjadi salah satu ikon penting di jantung ibu kota, menggambarkan sosok Jenderal Sudirman yang sedang berjalan kaki mengenakan seragam perang lengkap dengan tongkat komando, sebuah simbol keteguhan dan semangat juang dalam mempertahankan kemerdekaan.
Namun, tak banyak yang tahu siapa sosok di balik karya monumental ini. Patung Jenderal Sudirman ternyata dibuat oleh Edi Sunaryo, seorang seniman asal Bandung yang dikenal melalui karya-karya patung dan instalasi publiknya. Pembuatan patung ini dilakukan pada awal 2000-an, dan didanai oleh pihak keluarga besar Jenderal Sudirman. Patung tersebut kemudian disumbangkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada masa kepemimpinan Gubernur Sutiyoso, sekitar tahun 2003-2004.
Selain menjadi simbol perjuangan, patung ini juga menyimpan nilai historis dan artistik tinggi. Dengan teknik pahat yang detail dan ekspresi wajah yang tegas, Edi Sunaryo berhasil menangkap karakter Jenderal Sudirman sebagai sosok sederhana namun teguh dalam prinsip.
Pemindahan patung ini diharapkan tidak hanya memperindah tata ruang kota, tetapi juga mengingatkan generasi muda akan jasa dan pengorbanan sang jenderal besar. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan proses relokasi dilakukan dengan tetap menjaga keutuhan dan keaslian karya seni tersebut.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)