4. Filosofi
Daftar selanjutnya ada jurusan filsafat dengan potensi pengangguran sebesar 6,2 persen. Jurusan ini berfokus pada studi logika, pemikiran, debat, dan etika. Selain menjadi profesor filsafat, tidak ada karir langsung untuk jurusan filsafat seperti pendidikan atau teknik. Sebaliknya, jurusan filsafat harus mengandalkan keterampilan yang dapat ditransfer ketika melakukan transisi ke dunia kerja. Karier yang melibatkan pengajaran, penelitian, dan penulisan adalah pilihan yang baik untuk lulusan jurusan ini.
5. Jasa Konstruksi
Jurusan terakhir adalah Jasa Konstruksi dengan potensi pengangguran sebesar 6,1 persen. Lulusan jurusan jasa konstruksi mempersiapkan karir di bidang konstruksi gedung. Siswa di bidang ini mempelajari keterampilan yang berkaitan dengan perkiraan biaya, manajemen fasilitas, kode bangunan, penganggaran, dan keselamatan konstruksi. Meskipun tingkat pengangguran tergolong tinggi yaitu sebesar 6,1 persen, upah pada awal karir dan pertengahan karir berada di atas rata-rata keseluruhan bagi pemegang gelar sarjana. Jika diiringi dengan spesialisasi konstruksi gedung tertentu dan relasi yang luas, lulusan jurusan ini dapat meningkatkan potensi kerja. Meskipun demikian, memperoleh gelar sarjana bukanlah jaminan kesuksesan karier, dan tidak semua lulusan perguruan tinggi memiliki peluang kerja yang tinggi. Pilihan jurusan yang dipilih mempunyai dampak yang signifikan terhadap prospek pekerjaan dan potensi penghasilan. Maka, pilihlah jurusan yang sesuai dengan minat dan memiliki peluang kerja yang tinggi.
(Dani Jumadil Akhir)