Stop Bullying! Kenapa Sih Pelajar Tega Aniaya Teman?

Salsyabila Sukmaningrum, Jurnalis
Sabtu 30 September 2023 13:21 WIB
Ini alasan anak atau pelajar tega menganiaya temannya (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA - Kasus bullying di lingkungan pendidikan menjadi perhatian sekaligus peringatan bahwa Indonesia sedang darurat kekerasan dan perundungan. Perilaku kekerasan baik secara fisik dan mental ini seringkali terjadi di kalangan pelajar.

Perilaku penindasan dan perundungan (bullying) adalah pola perilaku di mana seorang penindas bermaksud menimbulkan rasa sakit, baik melalui kekerasan fisik atau kata-kata atau perilaku yang menyakitkan, dan melakukannya berulang kali. Lingkungan di mana anak seharusnya dapat bermain dan belajar dengan tenang bersama teman-temannya, akhir-akhir ini justru menjadi mengkhawatirkan sebab perilaku bullying antar teman justru menjadi-jadi.

Menurut UNICEF, dikutip Sabtu (30/9/2023), anak-anak yang melakukan intimidasi biasanya berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi. Biasanya pelaku perundungan adalah anak-anak yang lebih besar, lebih kuat, atau dianggap populer.

 BACA JUGA:

Sedangkan korban dari perundungan seringkali anak-anak dari komunitas yang terpinggirkan, anak-anak dari keluarga miskin, anak-anak dengan identitas gender yang berbeda, anak-anak penyandang disabilitas atau anak-anak migran dan pengungsi. Padahal, pengajaran di sekolah sangat ditegaskan untuk menghormati perbedaan antar teman.

Pelaku perundungan biasanya melakukan tanpa alasan yang jelas, tetapi dilandasi dengan rasa kesal. Ada bermacam-macam latar belakang dan alasan anak-anak melakukan perundungan yang tidak dapat dinormalisasi. Dilansir dari berbagai sumber pada Sabtu (30/9/2023), berikut alasan anak melakukan perundungan.

 BACA JUGA:

Mengapa Anak Melakukan Bullying?

Alasan di balik perilaku bullying dan penindasan bermacam-macam, mulai dari kurangnya impuls, kurang bisa mengatur amarah hingga balas dendam dan keinginan untuk menyesuaikan diri. Jelas alasan diatas tidak bisa dimaklumi dan seharusnya dapat dicegah dengan diarahkan.

1. Kekuatan yang Lebih Besar (Power)

Anak-anak yang memiliki kekuatan yang lebih besar cenderung akan merasa lebih dan berkuasa. Jika rasa tersebut muncul, keinginan untuk melakukan perundungan akan muncul. Kekuasaan ini muncul baik dalam fisik maupun kuasa dalam status kehidupan. Pelaku perundungan biasanya tidak merasakan kekuasaan apa pun dalam kehidupan mereka, sehingga merasa memiliki kekuasaan lebih dalam lingkungan pertemanan.

2. Demi Popularitas di Lingkungan

Anak-anak yang populer sering kali mengolok-olok anak-anak yang kurang populer. Popularitas yang dimiliki juga juga membuat anak-anak menyebarkan rumor dan gosip tidak benar, melakukan tindakan yang mempermalukan orang lain, dan mengucilkan orang lain. Anak-anak yang mencoba mendapat status sosial yang lebih tinggi di sekolah atau mendapatkan kekuatan sosial cenderung melakukan intimidasi untuk mendapatkan perhatian.

3. Meluapkan Masalah di Rumah

Anak yang berasal dari keluarga yang melakukan kekerasan lebih besar kemungkinannya untuk melakukan intimidasi karena sudah terbiasa diperlakukan dengan kekerasan. Anak-anak dengan orang tua yang terlalu membebaskan dan kurang mengawasi juga mungkin melakukan intimidasi . Ini muncul karena mereka terbiasa berkuasa dan hidup tanpa kendali. Seringkali anak yang suka diejek atau dirundung saudara kandungnya di rumah akan melakukan perundungan di luar rumah untuk mendapatkan kembali perasaan berkuasa dirinya.

 BACA JUGA:

4. Mencari Kepuasan Semata

Ada tipe anak yang senang mencari keributan dan melakukan intimidasi membuat gembira dan drama dalam hidup mereka. Mereka juga melakukan intimidasi karena kurang perhatian dan pengawasan dari orang tuanya dan akhirnya bullying menjadi pelampiasan untuk mendapatkan perhatian. Di sisi lain anak-anak yang kurang memiliki empati sering kali senang menyakiti perasaan orang lain. Mereka tidak hanya punya perasaan berkuasa yang mereka peroleh dari menindas orang lain, namun mereka mungkin menganggap lelucon yang menyakitkan itu lucu.

5. Balas Dendam

Beberapa anak yang pernah menjadi korban penindasan mencari cara untuk membalas atau membalas dendam mereka. Anak-anak ini sering disebut sebagai ‘korban penindasan’, dan mereka sering merasa dibenarkan dalam tindakan mereka karena mereka juga pernah dilecehkan dan disiksa. Terkadang, anak-anak ini menargetkan seseorang yang lebih lemah atau lebih rentan dari mereka. Setelah mendapatkan kekuasaan yang mereka ingin balaskan, mereka seringkali mengejar orang yang pernah menindas mereka sebelumnya.

Perilaku bullying, penindasan, perundungan, hingga kekerasan sangatlah tidak dibenarkan. Jika tidak dihentikan, tindakan ini akan memicu hal-hal yang tidak diinginkan. Korban bullying biasanya akan merasa lebih rendah, malu, hingga dikucilkan dari publik. Tak sedikit yang akhirnya melakukan tindakan ceroboh bahkan mengakhiri hidup karena tidak kuat mendapat penindasan dari lingkungan.

(Marieska Harya Virdhani)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya