DENPASAR - Pekan ini, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim telah mengumumkan Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Berbasis Prestasi (SNBP) dan Berbasis Tes (SNBT) untuk menyeleksi calon mahasiswa di kampus negeri. Berbagai kampus swasta kini juga telah membuka penerimaan mahasiswa baru.
Sayangnya, calon mahasiswa biasa berebut untuk masuk di kampus tertentu saja. Masih banyak kampus yang kekurangan pendaftar bahkan sampai terancam gulung tikar (bangkrut). Hal ini diungkapkan oleh Wahyudi Agustiono Ph.D, pakar IT dari SEVIMA sekaligus Dosen Senior di Universitas Trunojoyo Madura, sebagai pembicara kunci dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) pada Jum'at (09/12) sore di Prime Plaza Hotel Sanur Bali.
BACA JUGA: Simak Jadwal SNBP 2023, Catat Tanggal-Tanggal Pentingnya
Wahyudi melihat masalah kekurangan pendaftar berakar dari adanya kampus yang enggan melakukan digitalisasi. Mahasiswa saat ini mencari pengalaman belajar yang tidak hanya memberikan mereka ijazah serta ilmu teori, tapi juga digital skill dan mempraktikkan langsung studi kasus di dunia nyata.
BACA JUGA: Siswa Lulusan Paket C Bisa Daftar SNPMB 2023? Simak Bagaimana Ketentuan Lengkapnya
"Kalau tidak mau gulung tikar, transformasi digital harus dilakukan! Digitalisasi juga tidak cukup dicatat (dalam forum ini), tapi harus bisa memberikan impact kepada mahasiswa. Karena mahasiswa kita adalah generasi Z dan Alpha yang menginginkan pengalaman belajar digital. Kampus digital bagi mereka bukan lagi kemewahan, tapi kenormalan bahkan kewajiban!," tegas Wahyudi dalam forum yang dihadiri Ratusan Pimpinan Perguruan Tinggi tersebut.
Berdasarkan pengalamannya melakukan digitalisasi di lebih dari 700 kampus di Indonesia yang tergabung dalam Komunitas SEVIMA, Wahyudi kemudian berbagi empat langkah bagi kampus untuk sukses melakukan digitalisasi. Berikut tipsnya: