SURABAYA - Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022) yang lalu menjadi catatan kelam bagi sepak bola Indonesia.
Kericuhan tersebut terjadi setelah laga Arema FC melawan Persebaya dan berakhir sampai memakan korban jiwa.
Psikolog yang juga merupakan dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Afif Kurniawan M.PSi menjelaskan bahwa perhelatan olahraga tidak hanya sebagai ajang untuk memotivasi para atlet, namun juga sebagai ajang untuk menggambarkan keragaman sebuah daerah.
“Olahraga merupakan aktivitas yang iklimnya dilakukan dengan ajang kompetisi. Ada dua tim yang menampilkan permainan terbaiknya dan salah satunya akan keluar menjadi pemenang. Bagi mereka (supporter, Red) mendukung tim kebanggaan sama dengan menggambarkan nilai kedaerahan mereka dengan segala keunggulannya,” katanya, Selasa (11/10/2022).
Ia melanjutkan, dalam suatu pertandingan sepak bola ada tiga hasil pertandingan yang bisa didapatkan yaitu menang, seri, atau kalah.
Hasil pertandingan inilah yang ternyata dapat memicu emosi timbul baik dari pemain atau suporter.