"Di sebuah desa kecil di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, saya lahir dan dibesarkan. Saya terbiasa melihat anak-anak sebaya saya putus sekolah untuk membantu orang tua mereka bekerja di ladang sejak kecil. Banyak orang tidak menyadari bahwa, meskipun pemandangan dan keramahan penduduknya tampak hijau, masih ada banyak ruang untuk akses dan kesempatan yang tidak adil, terutama dalam hal pendidikan dan ekonomi.
Saya terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan pendidikan selama kuliah di Universitas Andalas, termasuk mengajar anak-anak marginal di kampung binaan dan mendirikan komunitas literasi bernama "Rumah Baca Talago" pada tahun 2020. Komunitas ini didirikan sebagai tanggapan atas kurangnya akses literasi dan budaya baca yang buruk di kampung saya. Setelah memulai dengan satu rak buku bekas, kami sekarang memiliki lebih dari 500 buku dan relawan dari berbagai kampus di Sumatera Barat.
Saya dan rekan saya tidak hanya mengajarkan membaca, tetapi kami juga mengajarkan anak-anak keterampilan dasar seperti digital marketing, kerajinan tangan, dan kelas Bahasa Inggris. Kami percaya bahwa literasi adalah tentang kemampuan untuk membaca teks dan peluang untuk membacanya juga.
Pengabdian saya tidak terbatas pada tingkat lokal. Saya bekerja sebagai analis kebijakan pendidikan di sebuah organisasi non-pemerintah yang bermitra dengan pemerintah daerah setelah lulus. Di sini, saya menyadari bahwa tidak hanya tindakan lapangan yang bermanfaat, tetapi juga membuat dan mendukung kebijakan yang tepat sasaran. Saya membantu dalam pelatihan guru, ikut dalam proses penyusunan data pokok pendidikan, dan membuat proposal program pemberdayaan berbasis sekolah.
Namun, saya menyadari bahwa dampak lebih besar yang ingin saya capai dihalangi oleh keterbatasan akademik dan teknis dalam bidang kebijakan publik. Ini mendorong saya untuk terus belajar dan memperdalam pemahaman saya tentang pembuatan kebijakan yang partisipatif, berkeadilan, dan berbasis data.
Setelah menyelesaikan pendidikan magister, saya berharap dapat mengembalikan dan memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam mengembangkan dan menerapkan program pembangunan manusia, khususnya di bidang pendidikan. Selain itu, saya ingin "Rumah Baca Talago" menjadi pusat literasi dan pelatihan kewirausahaan yang mandiri berbasis desa.
Saya percaya bahwa pembangunan Indonesia tidak harus dimulai dari Jakarta; itu bisa dibangun dari pinggiran, dari desa-desa, dan dari langkah-langkah kecil yang dilakukan secara teratur. Saya berharap dengan beasiswa LPDP dapat menjadi bagian dari generasi yang tidak hanya bermimpi untuk negeri tetapi juga bekerja untuk masa depan negeri."