“Yang membedakan event ini dengan event-event sebelumnya adalah bahwa, di sini setelah bapak ibu keluar dari ruangan ini, kita akan memutuskan bersama aksi nyata apa yang bisa kita lakukan untuk benar-benar siap sebagai pendidik menghadapi generasi emas,” ungkap Juliana.
“Kita tidak berhenti hanya pada diskusi. Kita ingin ada keberlanjutan. Aksi nyata. Karena hanya dengan begitu, transformasi pendidikan benar-benar bisa terjadi,” pungkasnya.
Melalui kolaborasi ini, PSF menegaskan bahwa pendidikan bukan tugas tunggal kementerian atau lembaga pendidikan, tetapi sebuah gerakan bersama. Kolaborasi dengan pelaku industri kreatif menjadi pintu untuk menjembatani siswa dan guru dengan realitas dunia masa kini dan masa depan.
(Feby Novalius)