Di Terminal Kampung Rambutan, sesi mendongeng menghadirkan Salwa, pendiri komunitas Readocil dan Grandung, yang membagikan kisah inspiratif dalam menemukan kekuatan melalui buku. Ia membuka sesi mendongengnya dengan kisah pribadi yang menceritakan bahwa sejak kecil Salwa menghadapi tantangan besar dengan keterlambatan bicara atau speech delay. Ia pun sempat menjadi korban perundungan oleh teman-temannya karena kesulitan dalam berkomunikasi.
Namun, berkat kesabaran ibunya yang setia membacakan buku setiap malam, Salwa akhirnya menemukan "obat" yang membantunya mengatasi kesulitan berbicara. "Buku adalah kunci yang membuka pintu komunikasi dalam diri saya. Tanpa buku, saya mungkin tidak bisa berbicara seperti sekarang," ungkap Salwa.
Salwa pun melanjutkan kisah inspiratifnya tentang bagaimana ia memulai komunitas Readocil pada 2019. Ketika pandemi melanda, Salwa melihat temannya kesulitan membeli buku, sehingga ia memutuskan untuk membagikan buku-buku yang dimilikinya. Sejak itu, komunitas Readocil terbentuk sebagai wadah bagi siapa saja yang ingin berbagi dan menikmati buku.
“Buku adalah penyelamat saya, dan saya ingin lebih banyak orang merasakannya. Ini adalah bentuk kontribusi saya untuk masyarakat," ujar Salwa, yang kini berkomitmen untuk membagikan manfaat literasi ke seluruh penjuru Indonesia melalui komunitas yang ia dirikan.
(Taufik Fajar)