Kemampuan menulis kreatif saja sering kali tidak cukup untuk mendapatkan pekerjaan stabil. Lulusan bisa memperluas prospek dengan menjadi copywriter, jurnalis, spesialis SEO, atau editor konten digital.
Jurusan ini melatih keterampilan komunikasi dan analitis, tetapi persaingan kerja cukup ketat. Alternatifnya, lulusan bisa meniti karier sebagai penulis skenario, pembuat konten, penulis teknis, editor, penerbit, atau spesialis Humas dan media sosial.
Bidang komunikasi sangat kompetitif dan sering kali menawarkan gaji awal yang rendah. Banyak program komunikasi masih fokus pada teori, sejarah media, dan retorika klasik. Meski bidang ini kreatif dan fleksibel, persaingan ketat dan gaji awal sering kali rendah.
Namun, ada banyak peluang karier, mulai dari jurnalis, spesialis humas, manajer media, hingga kreator konten digital. Keahlian komunikasi juga dibutuhkan di pemasaran, periklanan, produksi media, dan pendidikan, meski kurang ditekankan dalam kurikulum tradisional.
Lulusan sejarah mempelajari peristiwa masa lalu, tetapi peluang kerja dengan gaji tinggi di luar akademisi atau museum cukup terbatas. Gelar ini lebih sering dikaitkan dengan dunia pendidikan dan penelitian.
Meski begitu, kemampuan analisis, riset, dan menulis membuat lulusan sejarah diminati di berbagai industri. Mereka bisa bekerja di media, pemerintahan, bisnis, hingga industri kreatif seperti film dan game, memastikan akurasi sejarah dalam produksi.
Gelar ini mencakup banyak disiplin ilmu, tapi kurang spesialisasi, sehingga sulit diterjemahkan ke pekerjaan dengan bayaran tinggi. Lulusan seni liberal sering kesulitan menemukan jalur karier yang jelas.
Untuk memperluas peluang, mereka bisa fokus pada bidang seperti hukum, komunikasi, atau media digital. Karier di penulisan, pendidikan, pemasaran, administrasi, hingga UX research menjadi pilihan bagi mereka yang ingin mengembangkan keterampilan spesifik.
Studi budaya dan sejarah manusia ini umumnya mengarah ke penelitian atau pendidikan dengan gaji yang tidak terlalu besar. Di luar akademisi, pilihan karier sering kali lebih terbatas.
Lulusan dari jurusan ini bisa berkarier sebagai antropolog forensik, kurator museum, atau analis riset pasar. Mereka juga bisa menjadi diplomat, peneliti UX, spesialis CSR, hingga konsultan bisnis internasional.
Pendidikan di bidang kuliner sering kali kurang memberikan keunggulan dibanding pengalaman langsung di dapur. Banyak koki sukses belajar melalui pelatihan praktis atau sekolah kuliner khusus daripada jalur akademis formal.
Meski begitu, lulusan seni kuliner punya peluang karier di luar dapur. Mereka bisa menjadi penata makanan, pengembang resep, kritikus kuliner, atau instruktur masak. Karier lain mencakup manajer katering, ilmuwan makanan, hingga konsultan restoran.
Kesuksesan tidak hanya bergantung pada gelar, tapi bagaimana kita menggunakannya. Jurusan kuliahi akan lebih bermanfaat jika didukung keterampilan, jaringan, dan pemahaman bisnis, jadi sebaiknya pendidikan selaras dengan peluang karier.
Walaupun tak selalu berujung gaji tinggi, banyak lulusan tetap sukses. Pendidikan kuliah juga membentuk pemikiran kritis, pemahaman budaya, dan komunikasi yang tetap berharga di dunia kerja.
(Taufik Fajar)