Dyah juga menambahkan bahwa tim MBKM bernama Soulscape berhasil menggandeng lima tenant untuk berpameran di Solo Is Solo dengan sistem berbayar. Hal ini, menurutnya, membuktikan bahwa program ini memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. “Semoga program magang ini dapat terus dilanjutkan di masa mendatang, mengingat relevansinya dengan pengembangan kompetensi di Prodi Seni Rupa,” harapnya.
Pameran yang diusung oleh tim MBKM Prodi Seni Rupa tersebut tidak hanya menjadi ajang presentasi hasil karya, tetapi juga ruang refleksi bagi mahasiswa untuk mengintegrasikan teori dan praktik dalam seni rupa. Sebagai bagian dari program MBKM, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperluas wawasan mahasiswa sekaligus meningkatkan kontribusi UNS dalam mengembangkan seni di ruang publik.
Dengan kesuksesan pameran ini, Solo Is Solo semakin memperkokoh posisinya sebagai ruang kreatif yang mendukung bakat-bakat muda di bidang seni. Sementara itu, program MBKM diharapkan terus berlanjut sebagai jembatan yang menghubungkan dunia akademik dengan dunia kerja secara optimal.
Pameran seni rupa yang digelar termasuk dalam Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4, yaitu "Pendidikan Berkualitas". Hal ini berkaitan dengan pentingnya seni dan budaya dalam pendidikan untuk meningkatkan kreativitas, keterampilan berpikir kritis, dan pemahaman yang lebih baik tentang keragaman budaya.
(Taufik Fajar)