3. Sierra Leone
Sierra Leone, negara di pesisir Atlantik Afrika Barat, memiliki IQ rata-rata 45,07, dipengaruhi oleh perang saudara, wabah Ebola, dan kemiskinan, yang membatasi akses ke pendidikan dan pelayanan kesehatan.
4. Guatemala
Guatemala, sebuah negara di Amerika Tengah, memiliki rata-rata IQ sebesar 47,72, yang terhambat oleh kemiskinan, kekurangan gizi, dan kurangnya sumber daya pendidikan, terutama di daerah pedesaan yang kekurangan dana untuk sekolah.
5. Negara Gambia
Gambia, negara di Afrika Barat, memiliki rata-rata IQ sebesar 52,98, yang dipengaruhi oleh kemiskinan, kekurangan gizi, dan kurangnya dana untuk sistem pendidikan, serta pandangan budaya yang terkadang tidak memprioritaskan sekolah formal.
6. Nikaragua
Nikaragua, negara republik di Amerika Tengah, memiliki rata-rata IQ sebesar 52,69, yang dipengaruhi oleh kemiskinan dan pengangguran, di mana banyak anak bekerja daripada bersekolah di sekolah yang sumber dayanya terbatas, terutama di daerah pedesaan.
7. Guinea
Guinea, negara di Afrika Barat, memiliki rata-rata IQ sebesar 53,48, dipengaruhi oleh kemiskinan, kekurangan gizi, dan sistem pendidikan yang kurang berkembang, serta faktor budaya yang mempengaruhi akses ke sekolah formal.
8. Ghana
Ghana, negara di Afrika Barat, memiliki rata-rata IQ sebesar 58,16, yang dipengaruhi oleh kemiskinan dan kesenjangan antara sistem pendidikan perkotaan dan pedesaan, meskipun perbaikan telah dilakukan, banyak sekolah masih kekurangan sumber daya.
9. Pantai Gading
Pantai Gading, negara di Afrika Barat, memiliki rata-rata IQ sebesar 58,16, yang dipengaruhi oleh kemiskinan yang meluas, kekurangan gizi, dan sekolah yang kekurangan dana, terutama di daerah pedesaan.
10. Sudan Selatan
Sudan Selatan, negara di Afrika Timur, memiliki rata-rata IQ sebesar 58,16, yang dipengaruhi oleh konflik yang sedang berlangsung, kemiskinan, dan kurangnya akses ke pendidikan serta layanan kesehatan, yang berdampak buruk pada perkembangan kognitif.
Rendahnya rata-rata IQ di negara-negara ini mencerminkan tantangan sosial dan ekonomi yang kompleks, menyoroti perlunya upaya terkoordinasi untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat demi masa depan yang lebih baik.
(Dani Jumadil Akhir)