JAKARTA – World Population Review 2024 melaporkan bahwa rata-rata IQ suatu negara mencerminkan tantangan sosial-ekonomi, akses pendidikan, kesehatan, dan stabilitas politik yang dapat menghambat perkembangan kognitif masyarakat.
Menurut laporan World Population Review 2024, Minggu (3/11/2024) tingkat IQ nasional dapat memberikan wawasan tentang berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif suatu negara, termasuk kondisi sosial-ekonomi, budaya, dan lingkungan.
IQ sendiri adalah ukuran kemampuan kognitif seseorang dibandingkan dengan kelompok usianya, biasanya diperoleh melalui tes standar yang menilai keterampilan seperti pemecahan masalah, penalaran, memori, dan pemahaman. Skor IQ ini kemudian dinormalisasi, dengan rata-rata global berada di angka 100.
Negara-negara dengan IQ rata-rata rendah umumnya menghadapi tantangan sosial-ekonomi yang signifikan, seperti kemiskinan, akses terbatas ke pendidikan berkualitas, layanan kesehatan yang minim, dan gizi yang tidak memadai.
Selain itu, ketidakstabilan politik dan konflik berkepanjangan turut menghambat peluang serta sumber daya yang mendukung perkembangan kognitif, menciptakan lingkaran masalah yang sulit diatasi dan memperberat perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Faktor-faktor ini, seperti terbatasnya pendidikan, buruknya layanan kesehatan, serta ketidakpastian ekonomi dan politik, memperkecil peluang bagi masyarakat untuk mengakses sumber daya berkualitas, sehingga menghambat perkembangan otak dan kognitif secara keseluruhan, yang akhirnya terlihat pada rendahnya rata-rata IQ di negara-negara tersebut.
Berikut adalah daftar 10 negara dengan IQ rata-rata terendah di dunia:
1. Nepal
Nepal, negara republik parlementer di Asia Selatan yang terkurung daratan, memiliki IQ rata-rata terendah sebesar 42,99, dipengaruhi oleh kemiskinan, kurangnya nutrisi, minimnya sumber daya pendidikan, ketidakstabilan politik, dan bencana alam yang mengganggu infrastruktur.
2. Liberia
Liberia, republik tertua di Afrika yang merdeka sejak 26 Juli 1847, memiliki IQ rata-rata 45,07, dipengaruhi oleh perang saudara dan ketidakstabilan politik yang lama, yang menghambat sistem pendidikan dan akses layanan kesehatan.
3. Sierra Leone
Sierra Leone, negara di pesisir Atlantik Afrika Barat, memiliki IQ rata-rata 45,07, dipengaruhi oleh perang saudara, wabah Ebola, dan kemiskinan, yang membatasi akses ke pendidikan dan pelayanan kesehatan.
4. Guatemala
Guatemala, sebuah negara di Amerika Tengah, memiliki rata-rata IQ sebesar 47,72, yang terhambat oleh kemiskinan, kekurangan gizi, dan kurangnya sumber daya pendidikan, terutama di daerah pedesaan yang kekurangan dana untuk sekolah.
5. Negara Gambia
Gambia, negara di Afrika Barat, memiliki rata-rata IQ sebesar 52,98, yang dipengaruhi oleh kemiskinan, kekurangan gizi, dan kurangnya dana untuk sistem pendidikan, serta pandangan budaya yang terkadang tidak memprioritaskan sekolah formal.
6. Nikaragua
Nikaragua, negara republik di Amerika Tengah, memiliki rata-rata IQ sebesar 52,69, yang dipengaruhi oleh kemiskinan dan pengangguran, di mana banyak anak bekerja daripada bersekolah di sekolah yang sumber dayanya terbatas, terutama di daerah pedesaan.
7. Guinea
Guinea, negara di Afrika Barat, memiliki rata-rata IQ sebesar 53,48, dipengaruhi oleh kemiskinan, kekurangan gizi, dan sistem pendidikan yang kurang berkembang, serta faktor budaya yang mempengaruhi akses ke sekolah formal.
8. Ghana
Ghana, negara di Afrika Barat, memiliki rata-rata IQ sebesar 58,16, yang dipengaruhi oleh kemiskinan dan kesenjangan antara sistem pendidikan perkotaan dan pedesaan, meskipun perbaikan telah dilakukan, banyak sekolah masih kekurangan sumber daya.
9. Pantai Gading
Pantai Gading, negara di Afrika Barat, memiliki rata-rata IQ sebesar 58,16, yang dipengaruhi oleh kemiskinan yang meluas, kekurangan gizi, dan sekolah yang kekurangan dana, terutama di daerah pedesaan.
10. Sudan Selatan
Sudan Selatan, negara di Afrika Timur, memiliki rata-rata IQ sebesar 58,16, yang dipengaruhi oleh konflik yang sedang berlangsung, kemiskinan, dan kurangnya akses ke pendidikan serta layanan kesehatan, yang berdampak buruk pada perkembangan kognitif.
Rendahnya rata-rata IQ di negara-negara ini mencerminkan tantangan sosial dan ekonomi yang kompleks, menyoroti perlunya upaya terkoordinasi untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat demi masa depan yang lebih baik.
(Dani Jumadil Akhir)