Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Alasan Boikot Permainan Genshin Impact oleh Penggemar Tak Efektif Analisis dalam Teori Disonansi Kognitif

Opini , Jurnalis-Jum'at, 27 September 2024 |16:11 WIB
Alasan Boikot Permainan Genshin Impact oleh Penggemar Tak Efektif Analisis dalam Teori Disonansi Kognitif
Alasan Boikot Permainan Genshin Impact oleh Penggemar Tidak Efektif, Analisis dalam Teori Disonansi Kognitif
A
A
A

1. Mengubah salah satu elemen kognisi yang memiliki disonansi;

2. Menambah elemen kognisi baru pada sisi yang memiliki disonansi;

3. Menganggap elemen kognisi yang memiliki disonansi tidak penting; dan

4. Dengan sengaja menyalahartikan informasi yang didapat.

Nah, di sinilah kebanyakan pemboikot melakukan kesalahan. Jelas, cara paling efektif untuk menghilangkan disonansi kognitif ini adalah dengan berhenti bermain Genshin Impact sama sekali dan tidak berinteraksi dengan akun media sosial milik Genshin Impact. Inilah yang menyebabkan boikot tidak efektif: para pemain yang memboikot tetap bermain dan tetap berinteraksi dengan segala bentuk postingan dari akun media sosial milik Genshin Impact, yang pada akhirnya justru menjadi bentuk engagement dan secara tidak langsung mempromosikan permainan Genshin Impact itu sendiri.

Jadi dalam situasi ini, para ‘pemboikot’ memilih untuk menambah elemen kognisi baru pada sisi yang terdapat disonansi dalam upaya mereka untuk mengurangi disonansi kognitif. Elemen kognisi baru ini berupa perilaku-perilaku seperti “mengisi petisi agar MiHoyo berhenti whitewashing”, “review bombing”, dan lain-lainnya dengan harapan dapat mengubah elemen penyebab disonansi kognitif (MiHoyo).

Menurut Leon Festinger (1957), ada lima situasi yang bisa menyebabkan disonansi kognitif: a) decision making; b) initiation; c) social support; d) task difficulty; dan e) forced compliance. Alasan para pemain ini memiliki disonansi kognitif yang besar dan merasa kesulitan untuk berhenti bermain Genshin Impact meskipun terdapat banyak hal yang menyebabkan disonansi kognitif adalah besarnya usaha, waktu, dan mungkin uang yang telah dihabiskan para pemain dalam bermain Genshin Impact selama ini (task difficulty). Selain itu, menurut Festinger juga ada empat faktor yang mempengaruhi besarnya disonansi kognisi: a) the importance of the decision; b) the attractiveness of the chosen behavior; c) the attractiveness of the not chosen alternatives; dan d) the degree of similarity.

Ketika para pemain akan memboikot Genshin Impact, pastinya pilihan untuk berhenti bermain selalu ada di pikiran mereka. Tetapi “the attractiveness of the chosen behavior” yaitu “tetap bermain tapi melakukan unjuk rasa/review bombing” sangat menggiurkan. Mereka bisa melakukan pemboikotan untuk memuaskan hasrat mengurangi disonansi kognisi mereka tapi tetap menikmati asyiknya bermain Genshin Impact, dari karakter-karakter yang menarik, dunia baru untuk dieksplorasi, cerita yang misterius, dan lain-lain. Perilaku dan sikap yang setengah-setengah inilah yang membuat boikot yang dilakukan oleh pemain Genshin Impact tidak efektif.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement